Waspada Tiga Nyamuk Ini Di Musim Hujan 

DepokNews — Hujan yang turun hampir setiap hari membuat udara menjadi lebih sejuk dan nyaman. Tidur pun rasanya jadi lebih nikmat. Tapi tanpa disadari ada sebuah ancaman yang datang seiring dimulainya musim hujan yaitu nyamuk.

 
Memang benar populasi nyamuk terasa lebih banyak dan lebih beringas di musim kemarau. Tapi tahukah Anda kalau nyamuk sebenarnya lebih getol bertelur di musim hujan. Ini karena tempat berkembang biak dan pertumbuhan larva nyamuk, yaitu genangan air, lebih banyak tersedia di musim hujan. Sementara itu, ada tiga jenis nyamuk yang harus diketahui dan dikenali karena membawa penyakit untuk manusia di musim penghujan. 

1. Nyamuk Culex

Nyamuk culex berkembang biak di saluran air, septic tank, parit, genangan hujan, dan tempat gelap seperti rumah. Penyakit yang perlu diwaspadai disebarkan oleh nyamuk culex adalah kaki gajah (elephantiasis). Nyamuk menyebarkan parasit filaria sebagai penyebab kaki gajah melalui gigitannya. Parasit menyebabkan penyumbatan pembuluh limfa di kaki atau lengan, menyebabkan bengkak sehingga disebut kaki gajah.

Kaki gajah bukan suatu penyakit mematikan, tetapi menimbulkan stigma buruk, dan mengganggu aktivitas sehari-hari. Bila sudah bengkak, tidak ada pengobatan yang dapat menyembuhkan, hanya untuk memperkecil pembengkakan.

”Pencegah dapat dilakukan dengan menghindari gigitan nyamuk Culex dengan memasang kelambu tempat tidur, menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), dan aktif membersihkan sarang nyamuk (PSN),” Kata dr. Riana.

2. Nyamuk Anopheles

Nyamuk anopheles dapat menularkan parasit plasmodium penyebab penyakit malaria. Nyamuk yang menularkan adalah betina, ia menggigit karena memerlukan darah (protein) untuk mematangkan telur- telurnya. Nyamuk anopheles menyukai daerah yang memiliki kelembaban tinggi di atas 60 persen.

Nyamuk anopheles aktif memasuki rumah pukul 17.00-22.00 malam, dan sangat aktif sampai menjelang pagi dan tengah malam. Karena aktivitasnya malam, maka paling efektif mencegah gigitan nyamuk anopheles adalah memasang kelambu.

Malaria saat ini mulai menjadi endemis di daerah yang sebelumnya jarang atau tidak ditemukan kasus malaria. Perubahan lingkungan diduga menjadi pemicunya. Secara umum nyamuk Anopheles penyebab malaria banyak ditemukan terutama di area perkebunan dan persawahan atau daerah pinggiran dan jarang ditemukan di daerah urban.

3. Nyamuk Aedes aegypti

Berbeda dengan nyamuk Anopheles maupun Culex, nyamuk Aedes aegypti penyebab demam berdarah, sangat aktif di siang hari. Selain menyebarkan virus dengue penyebab demam berdarah, belakangan nyamuk Aedes juga menimbulkan wabah zika. Virus zika, meskipun tidak menyebabkan kematian, tetapi berbahaya jika menginfeksi perempuan hamil karena dapat menyebabkan cacat janin yaitu mikrosepalus (otak mengecil) menyebabkan perkembangan anak terhambat dan usia anak tidak panjang.

Aedes juga menyebakan penyakit chikukunya dengan gejala peradangan sendi yang dapat menjadi kronis, dengan gejala seperti lumpuh layuh. Ketiga penyakit, DB, chikungunya, dan zika, sudah terkonfirmasi pernah terjadi di Indonesia.

Nyamuk aedes aegypti, karena perubahan iklim, memiliki daya jelajah semakin meluas. Di wilayah yang tadinya nyamuk Aedes tidak dapat hidup, sekarang dapat hidup karena suhu menghangat. Misalnya Eropa, yang tadinya steril dari nyamuk Aedes, misalnya di Sisilia Italia mulai ditemukan kasus DB yang bukan “penyakit import”.