Universitas Indonesia Dukung Smart City di Depok

DepokNews- Pemerintah Kota Depok terus berupaya melakukan berbagai hal demi mewujudkan smart city atau kota cerdas. Salah satunya mendengarkan paparan dari para peneliti dalam penyampaian inovasi serta teknologi untuk perkotaan.
Kemarin para peneliti dan akademisi dari berbagai universitas ternama berkumpul di Ruang Terapung, Universitas Indonesia untuk menemukan solusi dan pemikiran mewujudkan kota cerdas yang saling berkesinambungan dan suistanable.
Rektor UI Mohammad Anis mengatakan tujuan utama kegiatan smart city untuk meningkatkan jumlah doktor. Baik secara  kualitas maupun kuantitas yang dihasilkan serta jumlah publikasi internasional dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.
“Selain itu juga meningkatkan kerjasama penelitian mengenai perkotaan antara universitas yang ada di Amerika Serikat dengan UI dan universitas-universitas mitra. Sejumlah fokus penelitian pada program smart city diantaranya energi dan lingkungan, infrastruktur serta kualitas hidup masyarakat perkotaan,” terangnya.
Ia memaparkan SMART CITY merupakan pengertian dari Scientific Modeling, Application, Research, and Training for City-centered Innovation and Technology. “Merupakan kegiatan yang mengkombinasikan pemodelan, penerapan, penelitian, dan pelatihan ilmiah,” papar Anis.
Sekda Kota Depok Widyati Ryandani yang turut hadir mengatakan dengan apa yang  sudah dilakukan UI memberi motivasi kepada Pemkot Depok.
“Bagi kami karena UI sudah sinergi dan kolaborasi terutama dengan adanya hibah dari USAID tentunya menambah motivasi bagi Pemkot Depok. Mudah-mudahan dengan apa yang dilakukan peneliti memberi semangat kepada kami terutama dalam pengembangan Smart City Kota Depok,” katanya.
Sementara itu Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi Kota Depok Sidik Mulyono mengungkapkan Pemkot Depok saat ini
 masih dalam tahapan perencanaan dan persiapan menuju kota cerdas.
“Kami sudah lakukan pengintegrasian data-data OPD untuk dikumpulkan dalam data warehouse yang ada di server Diskominfo. Harapannya,  dalam waktu dua tahun ke depan, semua data bisa terintegrasi sehingga smart city akan terbangun,” ungkapnya.
Dirinya mencontohkan saat ini di kelurahan ada e-Kelurahan. Yakni seluruh layanan masyarakat dari mulai akte, pembuatan KTP dan juga surat keterangan lain yang terintegrasi dalam satu sistem. “Kami sudah buatkan e-kelurahan berdasarkan standar dari bagian Ortala (Organisasi dan Tata Laksana),” katanya.
Dari 63 kelurahan,  sekitar 25 persen kelurahan yang sudah mengimplementasikan program e-kelurahan. Salah satunya Kelurahan Mekarjaya.
“Tahun depan diharapkan semua kelurahan sudah memiliki layanan e- kelurahan. Bagaimana pun juga kelurahan merupakan pintu masuk seluruh pelayanan yang ada di Kota Depok,” ucap Sidik.
Pihaknya mengaku belajar konsep smart city juga melihat kota-kota lain yang sudah sukses menerapkan hal itu. Antara lain kota Makasar, Surabaya, Banyuwangi, Jakarta.
“Konsep-konsep yang ada kami adopsi dengan kebutuhan kota. Sejauh ini yang paling cocok dengan Depok masalah integrasi SIAK (Sistem Informasi Administrasi Kependudukan). Nantinya SIAK akan menjadi ID untuk seluruh pelayanan,” ujarnya.
Sebagai contoh, ketika warga Depok datang ke rumah sakit ketika registrasi tidak perlu lagi isi formulir. “Cukup gunakan NIK yang ada di KTP, nantinya  sudah langsung keluar data-data,” ucap Sigit.
Menurutnya smart city itu suatu program untuk mengoptimalisasi seluruh sumber daya yang meliputi sumber daya manusia termasuk sistem nya untuk menyelesaikan permasalahan kota.
“Target antara tahun 2019 atau 2020 kita punya sistem kota cerdas yang terintegrasi,” pungkasnya.(mia)