Strategi Bisnis UKM Bertahan Hadapi Krisis Pandemi Covid-19

Oleh : Oleh : Nanda Yurit ZH, Mahasiswi STEI SEBI Depok

Pandemi Covid-19 memberikan dampak terhadap banyak sektor di masyarakat, utamanya sektor ekonomi. Para pegiat UMKM sangat merasakan dampaknya. Usaha jadi kalangkabut, sampai pada titik ingin gulung tikar. Padahal tahun ini punya rencana ingin membuat usaha kecil-kecilan.

Perang dagang dunia dan mewabahnya pandemi covid-19 memberikan dampak yang besar terhadap perekonomian di Indonesia. Masalah perekonomian saat ini sangatlah berat.

Dari sisi pemerintah sendiri, menteri koperasi dan UKM telah membuka layanan hotline 1500 587 yang ditujukan sebagai tempat aduan bagi UKM yang usahanya terkena dampak pandemi ini. Dilaksanakan mulai pertengahan maret lalu. Pendataan ini kemudian menjadi acuan dari pemerintah untuk menyiapkan program-program antisipasi dampak covid-19, diantaranya program belanja di warung tetangga untuk menggerakkan ekonomi sekitar, restrukturisasi kredit bunga, memasukkan sektor mikro dalam program kartu prakerja, bantuan langsung tunai, bantuan sembako, sampai relaksasi pajak untuk UKM. Dimana harapan pemerintah dalam program-program tersebut dapat membantu UKM dan koperasi bertahan di masa pandemi covid-19 saat ini.

Di sisi yang lain, pemilik usaha harus bisa mengatur keuangan perusaaan untuk memastikan usahanya tetap bertahan di masa sulit saat ini. Beberapa waktu lalu, salah satu founder DSC.ID berbagi ilmu terkait bagaimana mempertahankan bisnis di masa pandemi covid-19 ini. Dalam Webinar Jurnal  Masterclass yang mengangkat topik “Strategi Manajemen Keuangan Bisnis di Masa Krisis”.

Dalam event tersebut yang diikuti oleh para pemilik UKM dan praktisi keuangan ini, menjelaskan tiga strategi yang harus dilakukan oleh para pegiat UKM dalam menghadapi situasi krisis saat ini antara lain:

  1. Manfaatkan teknologi dengan optimal

Pada dasarnya, terdapat tiga bahan bakar utama dalam berbisnis, yaitu waktu, uang dan energi. Kebanyakan pelaku usaha memiliki uang, tetapi tidak memiliki waktu dan energi, karena diabiskan oleh pencatatan manual dan lainnya. Hal tersebut biasanya dapat menghambat perkembangan bisnis.

Maka dari itu, pelaku usaha wajib memperbaiki proses bisnisnya, misalnya dengan mengubah pencatatan manual dengan software akuntansi online, mengubah proses pembayaran gaji karyawan dengan sistem payroll otomatis, atau mengubah sistem pembayaran pajak secara tradisional menggunakan software.

Dalam pemasaran contohnya, pelaku usaha juga bisa memanfaatkan teknologi seoptimal mungkin dengan digital marketing dan sosial media. Dari sisi penjualan UKM juga dapat memanfaatkan jasa online dengan sistem delivery yang saat ini sering digunakan oleh masyarakat.

  1. Perbaiki kualitas produk dan layanan

Produk adalah barang atau jasa yang dipasarkan dalam bisnis. sedangkan penawaran adalah cara yang dilakukan pelaku usaha untuk memasarkan produk atau jasa tersebut. Maka dari itu, pelaku usaha perlu membedakan antara produk dan penawaran berdasarkan prespektif konsumen.

Selain itu, UKM juga perlu memperbaiki strategi dalam berkoordinasi dan bekerjasama dengan timnya. Pemanfaatan teknologi dan tools yan profesional sudah tersedia saat ini bisa menjadi salah satu cara pelaku usaha menentukan pekerjaan dan mengevaluasi pekerjaan yang sudah dilaksanakan pada periode tertentu.

  1. Persiapkan bisnis untuk lebih berkembang

Pelaku usaha juga perlu memanfaatkan masa ini untuk meningkatkan keahlian yang dimiliki demi perkembangan bisnis kedepannya. Misal keahlian dalam melakukan pemasaran via digital atau mengembangkan platform e-commerce sendiri. Sehingga saat bisnis berjalan dengan normal, operasional bisnis bisa berjalan lebih cepat dari sebelumnya.

Menurut Denny, krisis yang terjadi saat ini tidak seperti krisis keuangan 2008 yang menyebabkan daya beli menurun drastis. Saat ini lebih disebabkan oleh health crisis dengan pola masyarakat yang hanya menahan daya beli, bukan tak memiliki kemampuan membeli. Jika kondisi kesehatan warga dunia pulih dan mereda, ekonomi berpotensi kembali berjalan normal dan daya beli bisa meningkat lagi.

Jadi, sebagai pelaku bisnis UKM, Anda tidak perlu cemas. Pastikan bisnis Anda tetap berjalan dan mampu bertahan pada saat kondisi pandemi saat ini. Strategi pengelolaan bisnis ini merupakan bagian dari kampanye #UKMTahanKrisis yang bertujuan untuk mendorong pelaku usaha untuk bertahan ditengah tantangan perekonomian di masa pandemi ini.

Harapannya, melalui edukasi pengelolaan keuangan dan automasi yang diberikan bisa membantu pelaku usaha untuk mengambil keputusan bisnis yang strategis dan berdasarkan dengan data, serta penuh kehati-hatian untuk mengupayakan manajemen keuangan usaha tetap sehat.