Risiko Sektor Travel Dimasa Pandemi Covid-19

Oleh : Siti Nurjanah (STEI SEBI)

Bisnis merupakan suatu kegiatan dalam pemenuhan ekonomi dunia, bisnis secara sederhana yaitu kegiatan jual beli barang atau jasa guna mendapatkan keuntungan atau profit terhadap bisnis yang digelutinya. Dalam bisnis tentunya tidak akan lepas dari yang namanya risiko. Risiko merupakan bahaya, kehilangan, ketidak pastian yang dapat mengakibatkan kegagalan. Sehingga sangat diperlukan manajemen risiko untuk meminimalisir terjadinya kegagalan.

Manajemen risiko merupakan upaya penanggulangan sebuah risiko berdasarkan tingkat dampak besarnya risiko yang dihadapi oleh sebuah perusahaan atau bisnis. Ada beberapa jenis risiko seperti pure risk, bussines risk, oprastional risk, project risk, technical risk, dan political risk. Dari beberapa jenis risiko yang mungkin salah satunya akan dihadapi sebuah perusahaan atau bisnis oleh karena itu untuk meminimalisir dampaknya sangat diperlukannya manajemen risiko.

Termasuk bisnis travel , sebuah usaha yang berfokus pada membantu seseorang dalam perjalanan, yang tahapannya mulai dari menawarkan jasa pencarian tiket dan akomodasi murah, hingga open trip tour and travel.

Bepergian menggunakan pesawat, bus, atau kereta sudah menjadi gaya hidup masyarakat khususnya di Indonesia, apalagi ketika datangnya hari libur, mudik ketika lebaran, atau sekedar jalan jalan, dan mengunjungi kerabat merupakan tradisi atau sudah menjadi kebiasaan masyarakat. Nah agent travel akan membantu anda ketika anda akan melaukakan perjalanan.

Namun ketika virus corona menjadi pandemi tidak hanya krisis kesehatan tetapi juga terjadi  krisis ekonomi. Virus yang awalnya muncul dari Wuhan Cina ini sangat cepat penyebarannya hingga keberbagai belahan dunia termasuk Indonesia. Dari kemunculan dan tidak tahu pasti kapan pandemi ini berakhir, yang pasti  tidak sedikit pelaku bisnis mengalami kerugian bahkan gulung tikar.

Usaha bidang perjalanan ini tidak bisa berbuat banyak dimasa pandemi selain melaksanakan protokol kesehatan dengan ketat. Karena era ini adalah era tersulit bagi para pelaku bisnis dibidang perjalanan akibat lonjakan kasus prositif Covid- 19. Masyarakat yang enggan bepergian karena takut terpapar virus Corona memilih untuk dirumah saja, kebijakan pemerintah serta banyaknya destinasi wisata yang ditutup sementara, sehingga daya belipun menurun. Selain itu hal ini berdampak pula pada sektor dibidang pariwisata juga maskapai yang kini juga terpukul bahkan mengalami kerugian hingga miliaran bahkan triliunan akibat sepinya penerbangan.

Ketua umum INACA Denon Prawiraatmaja mengatakan, maskapai di Indonesia telah kehilangan pendapatan diatas Rp. 2 triliun untuk pasar penerbangan lokal dan internasional, penurunan penumpang internasional sebanyak 45% selama 4 bulan pertama tahun 2020 dibanding tahun sebelumnya. Sementara penumpang domestik turun 44%.

Transportasi yang lain juga mengalami penurunan, karena kebijakan pemerintah seperti PSBB juga social destancing atau menjaga jarak dan menghindari kerumunan, jumlah penumpang yang dibatasi seperti penumpang dibus hanya dapat membawa penumpang 50% dari kapsitas bus. Meskipun begitu mereka masih beroprasi dan melayani,dengan tetap menjalankan protokol kesehatan dengan ketat.

Karena perubahan dan harus berkelit dengan pandemi, para pelaku bisnis khusunya disektor travel melakukan tranformasi digital, memanfaatkan teknologi yang makin kesini semakin canggih, sebagai jambatan pelaku usaha dengan konsumen atau wisatawan yang akan melakukan perjalanan, dengan melihat platform agent perjalanan online para konsumen akan mendapatkan informasi tentang pelayanan, fasilitas yang tersedia, hingga bagaimana penerapan protokol kesehatan yang diterapkan di tempat atau suatu transportasi yang nantinya akan dipakai. Dengan begitu ini akan membantu selain disektor pariwisata, maskapai tetapi juga membantu memulihkan ekonomi

Jenis risiko yang dihadapi adalah jenis pure risk yang merupakan risiko atau kejadian yang tidak diharapkan atau diluar kendali manusia, wabah Corona virus yang telah ditetapkan oleh presiden Jokowi sebagai bencana alam yang merupakan risiko yang diluar kendali manusia. Selain faktor internal yang perlu diperhatikan tetapi juga eksternalnya mesti diperhatikan juga karena dampaknya yang cukup besar.

Untuk memulihkan perekonomian negara, selain para pelaku bisnis yang  bersangkutan langsung  tetapi juga peran pemerintah sangat penting dalam hal ini namun tetap berhati hati terhadap ancaman corona yang saat ini masih berdampingan dan hingga kini kasus positif Covid – 19 yang terus bertambah. Seperti kata Budijanto langkah perbaikan sama pentingnya dengan keharusan untuk berhati – hati dalam menghadapi ancaman Covid – 19. Begitupun masyarakat agar selalu patuh terhadap protokol kesehatan yang merupakan salah satu menejemen risiko sebagai upaya penanggulangan agar tidak semakin bertambahnya classter baru kasus positif Covid – 19, karena dengan begitu Indonesia sehat ekonomi ikut membaik dengan cepat.

Daftar Pustaka :

https://industri.kontan.co.id/news/adanya-pandemi-covid-19-pendapatan-maskapai-lenyap-hingga-rp-2-triliunhttps://m.bisnis.com/ekonomi-bisnis/read/20200818/12/1280672/pelaku-usaha-travel-tidak-bisa-berbuat-banyak-pada-masa-pandemihttps://www.depokpos.com/2020/04/resiko-sektor-umkm-saat-pademi-covid-19/https://m.bisnis.com/ekonomi-bisnis/read/20200702/98/1260922/biasa-layani-1.600-flighthari-lion-air-group-merangkak-lagi