Ratusan Siswa Sekolah Dasar Islam Pondok Duta Alami Keracunan Air di Lingkungan Sekolah

DepokNews- Sebanyak 150 siswa Sekolah Dasar Islam Pondok Duta, Cimanggis diduga mengalami keracunan. Penyebabnya diduga berasal dari air yang ada di lingkungan sekolah. Air tersebut diduga terkontaminasi bakteri dan digunakan untuk berwudhu dan cuci tangan oleh siswa.
Peristiwa ini terjadi pada pekan lalu. Dari informasi yang didapat, banyak siswa yang mengalami diare dan muntah. Namun gejala tersebut tidak dirasakan bersamaan. Beberapa diantaranya bahkan sampai dilarikan ke rumah sakit.
Salah satu wali murid yang enggan disebutkan namanya mengatakan, anaknya mengeluh lemas dan pusing. Kemudian dia memberikan obat tapi tidak sembuh.
“Rabu sekitar pukul satu dini hari anak saya muntah. Terus jam tiga dini hari mulai diare terus-terusan tidak berhenti. Saya kasih obat sama oralit saja, tapi enggak sembuh-sembuh berkelanjutan terus sampai Minggu pagi saya bawa ke UGD,” katanya, Rabu (17/10/2018).
Peristiwa ini diduga terjadi pada Rabu (10/10/2018). Diperkirakan ada 150 siswa yang mengalami keracunan air.
“Dua Minggu yang lalu anak saya sudah mengeluh tentang air wudhu yang bau tinja ke saya, saya tanya sudah bilang ke pak guru, sudah katanya. Saya berfikir pasti pihak sekolah akan ada tindak lanjut karena keluhan anak-anak,” ungkapnya.
Setelah kejadian ini, pihak sekolah langsung diberitahu. Dari keterangan pihak sekolah, memang benar saat menerima laporan sekolah langsung mengecek kondisi air. Saat itu memang air agak berbau. Kemudian sekolah melaporkan ke Dinas Kesehatan Kota Depok untuk diambil contoh air dan dilakukan uji laboratorium.
“Kita sudah koordinasi dengan dinas kesehatan, kita tidak bisa bilang ini keracunan ataupun apa, karena dinas kesehatan belum memberikan informasi apa-apa. Kami dilarang mengeluarkan statement apa pun sebelum keluar hasilnya dari dinkes,” kata Ketua Umum Yayasan SDIT Pondok Duta, Uzman Rizal.
Pihak sekolah menerima laporan pada Rabu (10/10). Kemudian pada Kamis (11/10) pihak dinas datang dan mengambil sampel air serta makanan yang ada di kantin. Hasilnya kata dia baru keluar dua pekan nanti.
“Jadi dinas kesehatan menjelaskan bahwa suspect ini bisa dari mana saja, jadi belum tentu dari air keran. Yang kemaren diambil sampelnya air keran karena waktu itu ada laporan air wudhunya berbau, tapi diambil juga sampel makanan di kantin,” ungkapnya.
Kemudian sekolah memutus sumber air yang biasa digunakan. Pasalnya tempat penampungan air akan dibersihkan. Dikatakan dia, sumber air di sekolah tersebut ada dua. Yang pertama dibangun tahun 1991 dan kedua tahun 2017.
“Jadi saat ini telah kita alihkan sumber airnya ke air sumber yang baru kemudian pada hari Jumatnya kita pakai sumber air yang baru. Kita tes sudah tidak bau lagi,” tandasnya.(mia)
Area lampiran