PSBB Jawa Barat Tak efektif, Ini Beberapa Catatan Imam Budi Hartono

Depoknews– Pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dinilai tidak efektif oleh anggota DPRD Provinsi Jawa Barat, Imam Budi Hartono (IBH).
Menurut Ketua Komisi VI DPRD Jabar ini ada beberapa hal penyebab PSBB di beberapa Kota di Jawa Barat tidak efektif. Hal yang pertama masih banyak warga belum memahami ketentuan-ketentuan dalam aturan PSBB.

“Apa itu PSBB, maksud dan tujuan serta manfaat bagi warga. Sepertinya Pemerintah asik dengan program mengatasi dari 2 sudut saja yaitu masalah kesehatan dan masalah sosial. Dan juga masyarakat pikirannya tidak fokus terhadap masalah PSBB, kebanyakan fokus permasalahan sosial ekonomi karena sudah tak berpenghasilan lagi alias sudah tak punya uang lagi,”ujar Imam. Senen (11/5/2020).

Yang kedua kata Imam yaitu ketidak mampuan pemerintah memenuhi kebutuhan dasar bagi masyarakat seperti bansos baik dari pusat maupun dari propinsi akibat terbentur oleh masalah data maupun masalah keuangan pusat dan propinsi.

“Wabah Covid-19 ini memperlihatkan data penduduk yang carut marut. Persoalan seakan tak habisnya dikelola secara baik. Mulai dari data pemilih dalam pemilu, sampai kini ketidak beresan terjadi. Warga yang ingin mendapat bantuan sangat banyak tapi kenapa yang dapat orang yang sudah wafat bahkan tak ditemukan alamat penerima bantuan,” Katanya

Selanjutnya penantian panjang warga, para RT/RW dan Kepala Desa atas data warga yang telah disetorkan ke Walikota atau Gubernur tak kunjung datang.

” Ada yang datang hanya terlalu sedikit 3 KK dalam 1 RW atau RT, sehingga membuat beberapa Kades menolak khawatir rusuh jika dibagikan karena lebih banyak yang tidak dapat padahal kriterianya masuk dalam kategori penerima bansos. Apakah pusat atau propinsi punya uang?,”Atau hanya permasalahan data yang tak terferivikasi? ,”timpal IBH.

Dikatakan IBH jika ditelusuri lebih jauh ternyata ada faktor keuangan Daerah yang tak siap dan wabah Covid-19 ini akan banyak menurun kan pendapatan daerah. Pada bulan lalu saja Jawa Barat bisa dibilang hampir 9 Triliun lebih PAD akan hilang.

” Bisa jadi apa yang direncanakan tak akan bisa dilaksanakan walaupun kebijakan memotong anggaran proyek proyek fisik dialihkan untuk Covid-19 ternyata masih belum bisa menutupi untuk bansos masyarakat,”ungkapnya.

Problem yang ketiga lanjut IBH yaitu tidak serentaknya waktu pelaksanaan PSBB di Jawa Barat. Bodebek melaksanakan pertengahan April lalu. Bandung Raya akhir April lalu. Sekarang akan dilaksanakan seluruh Jawa Barat. Masyarakat semakin lelah dengan semakin tak jelas nya waktu PSBB.

“Faktor kepemimpinan yang tak tegas membuat peraturan yang berujung ketidak berhasilan sebuah program. Kita satu Bangsa, kita satu negara minimal satu provinsi, mengapa harus bergantian PSBB nya sementara mobilitas penduduk sangat tinggi untuk bepergian se wilayah Jawa Barat dan Jakarta,”ujarnya.

Kemudian problem ke empat yaitu chek Point, evaluasi pantauan komisi IV dibeberapa titik cek poin menunjukan beberapa permasalahan, diantaranya masih banyak warga yang tak menggunakan masker serta aturan untuk penumpang baik motor dan mobil yang tak sesuai aturan PSBB terutama angkutan umum.

“Keinginan warga pulang kampung tak bisa dihindari. Bulan ramadhan dan lebaran sebagai tradisi mudik di Indonesia membuat warga tak tahan untuk tidak berkumpul dengan keluarga,”ungkapnya.

Menurutnya dengan adanya keinginan warga untuk mudik berbagai cara dilakukan untuk bisa pulang kampung. Apalagi sekarang dilonggarkan oleh pemerintah pusat untuk mudik.

“Semakin tak jelas ini aturan dan akan membahayakan penyebaran virus corona,” bebernya.

Tak hanya itu wilayah perbatasan Jawa Barat dengan Jakarta lalu lalang warga menggunakan kendaraan secara bebas. Jabar dan DKI Jakarta meminta agar comuter line tak beroperasi karena terjadi penumpukan orang dalam gerbong kereta tak bisa dihindari. Tetapi pusat dan pihak comuter line tetap dan terus beroperasi

“Ya kita melihat data PDP, ODP tak juga melandai. Korban meninggal bertambah. Ketidak tegasan pemimpin membuat semua yang dilaksanakan tak efektif. Kita berharap dan berdoa semoga Allah Yang Maha Kuasa dan Maha Penyayang memberikan ampunan kita semua, sehingga dengan seizinnya dan atas kuasa Nya Wabah Covid-19 ini segera dihilangkan dari bumi ini. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Keberkahan Ramadhan akan membawa bumi menjadi bersih dari wabah Covid-19 ini. Amin ya robal alamin,”tutupnya.