Profile Mayjen (Purn) Sudrajat dan Ahmad Syaikhu

Profile Mayjen (Purn) Sudrajat

Mayjen (Purn) Sudrajat pernah ditunjuk sebagai duta besar di Tiongkok dan menyelesaikan misinya pada 2009. Sekembalinya dari Tiongkok, ia banyak terlibat aktif dalam berbagai organisasi yang mempromosikan hubungan Indonesia dan Tiongkok. Saat ini, ia bahkan menjabat sebagai Ketua LIC (Lembaga Kerja Sama Ekonomi, Sosial, dan Budaya Indonesia China).

Pensiun dari Kementerian Pertahanan Republik Indonesia pada 2005, jabatan terakhirnya sebagai Dirjen Strategi Pertahanan.

Sudrajat lulus dari Akademi Militer pada 1971. Ia mengikuti berbagai pendidikan dan pelatihan baik kemiliteran maupun umum, antara lain Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat, Lemhanas, beberapa pendidikan militer di Australia dan USA, dan memperoleh gelar Master of Public Administration (MPA) dari Harvard University, AS.

Mantan Kapuspen TNI
Perjalanan kariernya meliputi berbagai posisi di dalam dan luar negeri. Di lingkungan TNI Angkatan Darat, pernah menjabat sebagai Kepala Pusat Penerangan TNI, Penasihat Khusus Panglima TNI, dan anggota Dewan Ketahanan Nasional (Wantannas) yang bekerja di bawah Menkopolkam.

Karier di luar negeri, ia pernah menjabat sebagai Atase Pertahanan di London dan Washington DC. Selain itu, berbagai peran dalam penugasan internasional seperti di UN Emerging Force di Mesir, ketua/wakil ketua dalam sejumlah dialog/forum internasional, baik mewakili TNI maupun Kementerian Pertahanan.

 


Profile Ahmad Syaikhu

Ahmad Syaikhu dilahirkan di desa Ciledugkulon Kecamatan Ciledug Kabupaten Cirebon pada 23 Januari 1965, putra kelima dari pasangan , K.H Ma’soem bin Aboelkhair, dan Nafi’ah binti Thohir.

Pendidikan dasar sampai dengan kelas V dilaluinya di SDN Ciledug III. Seiring dengan kepindahan ayahnya sebagai Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) kecamatan Sindanglaut Cirebon ia melanjutkan ke SDN Lemahabang II hingga lulus. Pendidikan menengah pertama dilaluinya di SMPN Sindanglaut Cirebon dilanjutkan ke SMAN Sindanglaut Cirebon setelah itu dilanjutkan ke Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN) . Pendidikan agama diperolehnya dari orang tua, kakak, guru privat dan kiyai-kiyai di Pondok Pesantren Buntet Cirebon.

Setelah menyelesaikan pendidikan di STAN, ia menikah dengan teman sekampusnya, Lilik Wakhidah. Dari pernikahan itu dikaruniai oleh Allah tiga anak laki-laki dan tiga anak perempuan.

Muhammad Kamil (mahasiswa S2 Trisakti jurusan Ekonomi Islam)
Muhammad Yasir Naufal (Mahasiswa Institut Teknologi Bandung Jurusan Geofisika Fakultas Pertambangan dan Perminyakan).
Sarah Karimah (Mahasiswa Universitas Indonesia fakultas Teknik Elektro).
Muthiah (mahasiswa Syariah and Economic Banking Institute jurusan Perbankan Islam).
Izzuddin Hamas (siswa Madrasah Aliyah Husnul Khotimah di Pondok Pesantren Husnul Khotimah Kuningan)
Aisyah Wafa Syahidah (siswi kelas 3 Sekolah Dasar Islam Terpadu Iqro Pondok Gede).
Ahmad Syaikhu menjalani ikatan dinas sebagai auditor di Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) perwakilan Provinsi Sumatera Selatan di Palembang dari 1986 hingga 1989 kemudian dilanjutkan pada BPKP Pusat pada Deputi Bidang Pengawasan Keuangan Daerah.

Image Pada Pemilu 2004, ia dicalonkan oleh Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sebagai anggota di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bekasi. Masuknya ia ke dunia politik berkonsekuensi ia harus mengundurkan diri dari pegawai negeri sipil. Kini ia menjabat sebagai Ketua Fraksi PKS DPRD Prov. Jawa Barat

Sejak sekolah dasar ia sudah aktif mengikuti kegiatan pramuka. Di SMP dan SMA, ia aktif mengikuti dan menjadi pengurus Organisasi Siswa Intra sekolah (OSIS). Ketika kuliah di STAN, aktivitas organisasi itu salurkan melalui Senat Mahasiswa sebagai Ketua Bidang Kerohanian Islam dan Ketua Masjid Kampus Baitul Maal Badan Pendidikan dan Latihan Keuangan (BPLK).

Bersama dengan kawan-kawannya, ia mendirikan beberapa yayasan, di antaranya Yayasan At-Tibyan (Jakarta Timur) yang bergerak dalam pendidikan Islam dengan membuka TPA, Yayasan Istiqomah Bina Umat (IBU) di Pondok Gede Bekasi yang bergerak dalam Tahfidzul Qur’an (menghafalkan Al-Qur’an) dan Yayasan Lembaga Amil Zakat Tabung Amanah Umat (LAZ-TAMU) di Pondokgede yang bergerak di bidang pelayanan sosial dan kesehatan. Yayasan Adzkia di Bekasi Timur yang bergerak di bidang sosial dan ekonomi.

Dalam pandangannya, agar dakwah tetap berjalan, diperlukan adanya komitmen dari setiap aktivis dakwah terhadap Islam dan Gerakan Islam, di samping dukungan dari masyarakat.

Saat ini ia juga aktif sebagai Dewan pengawas Yayasan Islamic Center IQRO’ Pondokgede yang merupakan pelopor sekolah Islam terpadu. Selain itu ia juga diamanahi menjadi Ketua Ta’mir Masjid Annur, Yayasan Miftahul Amal Bojong Rawalele Jatimakmur Pondokgede Bekasi.

ImageKesibukan kerja tidak menghalanginya secara rutin ikut dalam kegiatan olahraga bulutangkis sepekan dua kali dan menembak. Sekarang ia dipercaya untuk menjadi Ketua Perbakin (Persatuan Menembak Sasaran dan Berburu Seluruh Indonesia) Cabang Kota Bekasi. Kemampuan menembak diperolehnya saat mengikuti kegiatan pembekalan Konsepsi Nasional bagi pimpinan dan anggota DPRD se-Indonesia gelombang I di Lemhanas (Lembaga Ketahanan Nasional) bertempat di Sekolah Polisi Negara Lido Sukabumi, di mana ia ketika itu menempati peringkat pertama dalam menembak.

Ia menilai bahwa era reformasi merupakan momentum untuk memperbaiki berbagai tatanan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dengan menerapkan good governance (tata kelola kepemerintahan yang baik). Kunci keberhasilan untuk mewujudkan itu semua adalah pengabdian, ketekunan dan kebersamaan.