Potensi Usaha Kerajinan Tangan Tas Rajut Jaring Butuh Inovasi dalam Pemasaran Produk

Penulis :
Dyah Mieta Setyawati, Renny Nur’ainy, Yohannes Arie Kuncoroyakti

Supaya hasil usaha kerajinan tangan dapat tumbuh dengan maksimal, hasil kerajinan tangan butuh keunikan tersendiri. Rajut dengan jaring makna nya adalah merajut dengan media jaring dan benang. Hasil rajutan dengan teknik rajut jaring mampu menampilkan bentuk tas rajut yang tegak, lebih kuat dan berkesan mewah.

Kegiatan merajut telah ada sejak lama di Indonesia. Teknik merajut dibedakan menjadi dua cara merajut yaitu crochet dan knitting. Crochet menggunakan satu jarum tunggal, yang disebut hook atau hakpen sedangkan knitting menggunakan dua jarum rajut yang disebut jarum knit. Pemilihan warna benang dan ragam benang yang tepat seperti benang wol kenari, nylon, benang panda, benang polyester, benang katun orchid, benang jala, benang rayon, benang emas, benang Athena dan lain-lain mampu menampikan kesan mewah pada rajutan. Masing-masing pengrajin memiliki talenta tersendiri untuk mengkombinasikan warna benang dan bentuk tas rajut.


drh. Ngastiati, pengrajin tas rajut sekaligus pemilik Ngasti Shop, mengawali usaha ini sejak tahun 2010. Terdapat 10 pengrajin di Kota Depok yang serupa, namun hanya Ngastiati yang menggunakan teknik rajut jaring. Berawal dari ketertarikan dan keinginan mendasarnya untuk menyediakan produk yang dapat diterima oleh pelanggan dengan nilai tambah produk yang istimewa, unik dan berkesan eksklusif, sejak tahun 2017 Ngasti Shop fokus pada rajut jaring..

Hasil rajutan Ngastiati secara umum sama dengan rajutan pengrajin rajut jaring lainnya, seperti model sisik (ikan), etnik, V, dan tiga dimensi.

Jika dilihat lebih teliti, karya rajutan Ngasti Shop lebih lembut (soft) dalam memadupadankan kombinasi warna benang. Bentuk yang dihasilkan pun beragam, seperti bulat, persegi panjang, atau bujur sangkar dengan ukuran yang khusus.


Teknik pemasaran yang dilakukan Ngasti sangat berpihak kepada pembeli. Apabila sudah cocok dengan tipe modelnya, pelanggan dapat menentukan harga sesuai budget yang dimiliki. Hasil nya, didapatkan ukuran tas ini yang sesuai dengan harga pilihan pelanggan. Standar harga yang ditetapkan Ngasti Shop untuk satu buah tas rajut Rp 125.000 untuk ukuran 20cm x 15cm, sampai dengan Rp 550.000 untuk ukuran 30cm x 30cm.


Sampai dengan saat ini, produk Ngasti Shop ini belum dijual melalui market place. Salah satu tantangannya adalah mendapatkan hasil photo dengan kamera amatir sesuai yang diharapkan pihak market place yang ada. Ngastiati menjelaskan diperlukan teknik pengambilan gambar untuk memposting hasil karya rajutan nya di jejaring sosial ataupun market place. Kamera handphone terkadang tidak mampu memunculkan warna benang. Perlu hasil gambar yang mendekati sempurna sesuai warna asli rajutannya. Pada tahun 2019 ini, Lembaga Pengabdian Masyarakat Universitas Gunadarma (LPM-UG) melalui Dosen yang tergerak dalam bidang ilmu yaitu Ilmu Ekonomi, Komunikasi, Komputer dan Sistem Informasi bersama-sama dengan Ngasti Shop menjembatani kebutuhan inovasi dalam pemasaran produk tas rajut jaring hasil karya drh.Ngastiati. Pada semester pertama tahun 2019 terdapat 7 dosen yang bergabung dan jumlahnya semakin bertambah memasuki semester ke dua tahun 2019 yaitu sebanyak 14 Dosen yang terlibat. Kegiatan kemitraan dimulai dengan pengambilan gambar hasil karya rajutan. Berikutnya, pameran perdana pada Gedung Perpustakan Nasional. Pameran produk hasil kerja sama dengan Universitas pada acara DIES Natalis XXXVIII Universitas Gunadarma di Jakarta Convention Centre, Hotel Hilton. Selain itu gambar photo terbaik menurut tim Abdimas Dosen yang terpilih, dijadikan sebagai data untuk pemasaran untuk pameran produk selanjutnya, jejaring sosial dan market place.


Melalui kegiatan pengabdian masyarakat ini, Ngastiati berharap sistem kemitraan bersama LPM-UG dapat membantu dirinya untuk mengembangkan usaha rajut teknik jaring secara mandiri pada tingkatan penjualan yang lebih luas, jika dimungkinkan hasil karya nya dapat dijual sampai ke mancanegara melalui jejaring sosial dan market place yang terbentuk dan menjadi unggulan kerajinan tangan dari Kota Depok, Kecamatan Pancoran Mas.