Peredaran Narkoba di Depok Perlu Diwaspadai

DepokNews- Kasus narkotika di Depok kian memprihatinkan. Bahkan hampir setiap harinya Satres Narkoba Polresta Depok melakukan pengungkapan dan tercatat ada sekitar 97 kasus yang berhasil diungkap.

“Pada Januari ada 27 kasus narkotika yang berhasil diungkap. Sedangkan pada bulan Februari ada 32 kasus dan 38 kasus di bulan Maret,” ujar Kasat Narkoba Polresta Depok Kompol Putukholis Aryana.

Ia menambahkan bahkan dalan sehari pengungkapan kasus bisa dilakukan hingga dua kali. Pihaknya memetakan ada tiga kecamatan di Depok wilayah yang rawan penyalahgunaan kasus narkotika. Daerah tersebut antara lain  Kecamatan Sukmajaya, Kecamatan Beji dan Kecamatan Sawangan.

“Tidak terkecuali  daerah perbatasan dengan Jakarta, Tangerang dan Bogor.  Hampir 50 persen penyalahgunaan narkotika terjadi di Kecamatan Sukmajaya,” tuturnya.

Dirinya memaparkan terjadi  pergeseran jenis narkotika yang banyak disalahgunakan  dan diedarkan. Dulu ganja menjadi favorit para pengguna dan pengedar namun kini beralih ke sabu.

“Dari 97 kasus penyalahgunaan narkotika, 72 nya merupakan kasus sabu.  Pergeseran ini disebabkan beberapa faktor, antara lain sabu lebih mudah didapat. Kemudian pengaruh sabu kepada pengguna yang bisa diatur karena bahannya yang berasal dari campuran kimia,” papar Putu.

Menurutnya alasan ganja jarang dikonsumi karena dinilai kurang praktis penggunaannya. “Ketika mengkonsumsi ganja lebih ribet karena harus melinting dan lainnya, beda dengan sabu relatif lebih mudah. Itu alasan pengguna beralih ke sabu,” ucapnya.

Dia menuturkan kasus narkotika yang melibatkan kalangan pelajar dan mahasiswa terus mengalami peningkatan tiap tahunnya. Depok sendiri sudah termasuk zona merah dalam peredaran narkotika.

Pihaknya mencatat pelajar yang terlibat narkotika pada 2015 sebanyak 11 orang, dan meningkat menjadi 14 orang tahun 2016. Sedangkan 2017 masih terus dilakukan pendataan.

Pada 2015 ada 19 mahasiswa yang terlibat kasus narkotika, dan meningkat menjadi 27 mahasiswa tahun 2016.

“Kasus narkotika yang melibatkan pelajar dan mahasiswa ini menjadi perhatian kami. Apalagi di Depok terdapat beberapa universitas,” kata Kasat Narkoba.

Menurutnya banyak bandar narkotika yang memilih Depok karena lokasinya yang strategis.  “Depok juga dipilih sebagai tempat transit peredaran narkotika sebelum sampai di Jakarta dan kota lain,” ujarnya.

Untuk mencegah dan membasmi peredaran narkotika, pihaknya pun kini gencar melakukan langkah preventif dengan memberikan penyuluhan kepada warga melalui Babinkantibmas.

“Pemberantasan narkotika ini  perlu melibatkan instansi lainnya. Tak terkecuali masyarakat. Kami berharap jika ada kejadian mencurigakan di sekitar lingkungan harap segera lapor ke kami. Perlu peran aktif di kalangan masyarakat,” tandasnya.(mia)