Penyebaran Hoax Ternyata Banyak DIlakukan Remaja

DepokNews — Anak remaja sangat rentan menjadi pelaku penyebaran hoax atau berita bohong di jagat maya. Beberapa pelaku penyebaran hoax yang berhasil ditangkap polisi ternyata masih berstatus pelajar. Hal ini sangat memprihatinkan.Menurut Head of Social Media Management Center dari Kantor Staf Presiden RI, Alois Wisnuhardana, remaja mudah percaya pada hoax karena anak muda memang cenderung emosional. Setiap informasi yang masuk, apalagi yang sensasional, akan langsung disebarkan.

“Selain itu banyak remaja yang malas membaca. Minat baca orang Indonesia berada di urutan 60 dari 61 negara,” kata Wisnu dalam acara peluncuran kampanye “Enaknya Nggak Hoax” yang digelar oleh So Tango di SMK Negeri 19 Jakarta (20/9/2017).

Data Kementrian Kominfo RI, di akhir tahun 2016 ada 800 ribu situs yang terindikasi menyebarkan hoaks dan ujaran kebencian. Hoaks banyak disebar terutama melalui media sosial.

Berdasarkan hasil survei We Are Social di tahun 2017, 18 persen pengguna media sosial berusia 13 sampai 17 tahun, yang merupakan usia pelajar.

Berita hoax atau bohong di jagat maya seringkali berdampak langsung pada kehidupan nyata. Misalnya saja aksi kekerasan antar kelompok atau pun hancurnya reputasi seseorang atau perusahaan.

“Remaja seharusnya lebih bijaksana saat posting karena medsos-mu hari ini adalah portofolio di masa depan. Kalau sudah terlanjur menyebar, tidak bisa dihapus lagi,” ujarnya.

Sumber: http://lifestyle.kompas.com/read/2017/09/22/161600620/remaja-rentan-jadi-penyebar-berita-hoax