Pentingnya Selling Skill Agar Bisa Bertahan Selama Masa Pandemic Covid-19

Oleh Rosmayanti, mahasiswa Sekolah Tinggi Ekonomi Islam SEBI

Seperti yang kita ketahui bersama, bahwa pandemic Covid-19 ini sudah menyebar diberbagai negara termasuk Indonesia, beberapa negara sudah melakukan lockdown untuk masing-masing wilayahnya, diIndonesia sendiri pemerintah sudah mulai melaksanakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dibeberapa wilayah.

Dari berbagai macam sector yang terkena dampak Covid-19, Usaha Menengah Kecil dan Mikro (UMKM) adalah salah satu yang terkena dampak Covid-19 ini. Dikutip dari kompas.com tercatat ada sekitar 37.000 pelaku Usaha Menengah Kecil dan Mikro (UMKM) yang melapor ke kementrian koperasi karna merasakan adanya pagebluk Covid-19 ke usaha mereka.

Dalam laporan BukuWarung jumlah transaksi diindustri restoran anjlok hingga 70% dengan pendapatan turun hingga 80%. Industri toko bangunan turun sebesar 65%. Namun, adapula beberapa indusri yang mengalami dampak sebalikya. Usaha penjualan pulsa dan paket data mengalami peningkatan pendapatan hingga 1000%. Pendapatan pelaku usaha kecantikan/kesehatan, logistic, dan laundry meningkat 300%-800%.

Dari data-data diatas kita bisa melihat betapa besarnya dampak pandemic covid ini. Apalagi bagi kita masyarakat dengan penghasilan yang bergantung pada usaha UMKM. Maka dari itu agar kita bisa bertahan selama pandemic covid ini sangat peting bagi kita untuk mempunyai selling skill yang baik.

Selling skill adalah kemampuan yang dimiliki seseorang untuk menjual produk, baik itu barang ataupun jasa. Selling skill ini baiknya dimiliki dan difahami oleh kita sebagai penjual produk. Dengan kita menguasai selling skill, kita bisa mengetahui apa yang dibutuhkan konsumen dan kita sebagai penjual bisa memenuhi kebutuhan mereka, karnanya kita sebagai penjual harus bisa beradaptasi dengan bermacam-macam keinginan konsumen dan berusaha mewujudkannya untuk meningkatkan kesetiaan para pelanggan.

Berikut tahapan komunikasi penjualan yang harus kita miliki :

  1. Create a connection to the client

Create a connection to the client atau membangun hubungan adalah hal yang penting untuk membangun kedekatan kita dengan pelanggan, apalagi kita sebagai pelaku UMKM akan lebih mudah untuk berkomunikasi dengan pelanggan. Baiknya, pada masa era digital saat ini kita dapat berkomunikasi dengan pelanggan melalui sosial media. Pada masa pandemic ketika diberlakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) kita bisa memulai membangun hubungan dengan pelanggan melalui media sosial dengan membuat akun official atau sekedar promosi lewat Whats App.

  • Understand client’s need

Setelah kita membangun hubungan dengan pelanggan, tahap selanjutnya adalah memahami kebutuhan konsumen, salah satu caranya adalah dengan mengumpulkan data yang dilakukan melalui survey ataupun email yang dikirim lagsung kepada pelanggan. Namun bagi kita sebagai pelaku UMKM akan kesulitan jika harus melakukan survey. Alternative yang bisa kita lakukan adalah dengan memahami karakter pelanggan. Karakter setiap pelaggan yang kita temui ada bermacam-macam, dan dikelompokan menjadi 6 kelompok, yaitu :

  1. Utilitarian : para pelanggan yang bersifat utilitarian ini lebih cendenrung pada harga, waktu dan tenaga. Karakter ini suka sekali melihat diskon, dan akan jadi peluang bagi kita sebagai penjual. Solusi untuk meghadapi karakter ini adalah menyamakan Bahasa kita dengan pelanggan agar terjadi transaksi.  
  2. Theoretical : karakter ini lebih cenderung pada penjelasan, informasi, detail barang yang kita jual. Maka pelanggan dengan karakter ini suka sekali bertanya, solusinya adalah kita harus memahami dan tahu betul produk yang kita jual agar bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan dari pelanggan.
  3. Estetika : karakter ini cenderung memikirkan perpaduan warna dan keindahan. Pelanggan dengan karakter seperti ini biasanya akan menanyakan kesesuaian antara kerudung dengan baju nya atau kesesuaian kerudung dengan celananya atau lebih mementingkan motif pada baju dan kerudung yang kita jual.
  4. Tradisional : karakter ini lebih melihat kepada cara yang diyakini, teguh pendirian, tidak mudah berubah. Karakter ini biasanya tidak akan terpengaruh pada tren model saat ini, mereka memilih sesuai dengan keyakinan dan tidak mudah berubah.
  5. Individualitas : karakter ini melihat kepada pencapaian dan focus pada diri sendiri. Pelanggan dengan karakter orang seperti ini cenderung ingin membeli produk yang telah mendapat suatu pencapaian, maka kitapun sebagai penjual harus bisa mengedepankan pelanggan tersebut.
  6. Sosial : pelanggan dengan karakter seperti ini akan melihat kegiatan apa yang sering kita lakukan dan cenderung tidak perhitungan. Pelanggan dengan akan mudah membeli produk dengan disertai donasi didalamnya.
  7. Address client’s need

Sebagai penjual, kita harus benar-benar bisa menjelaskan produk kita dengan baik, apa sebenarnya yang kita jual, dana pa manfaatnya untuk para pelanggan. Dan pastikan keunggulan produk kita benar-benar tersampaikan kepada target market yaitu pelanggan. Menjelaskan produk kita bisa menggunakan berbagai media iklan atau sosial media yang kita gunakan.

  • Close the sale

Menutup penjualan adalah titik puncak dari seluruh aktivitas penjualan, dan merupakan step akhir dari presentasi penjualan atau penawaran penjualan. Ketika pelanggan ternyata membeli produk yang kita tawarkan, maka kita harus mengucapkan rasa terima kasih atas kepercayaan yang telah pelanggan berikan dan berharap agar hubugan baik tersebut terus berlanjut.

Semoga artikel ini dapat membantu UMKM untuk bertahan selama masa pandemic covid-19 ini, semoga Indonesia bisa kembali pulih seperti sedia kala, terimakasih, semoga bermanfaat J