Nuroji Sutradarai Idris-Pradi di Pagelaran Lenong Depok

DepokNews- Ada yang berbeda dalam pertunjukkan Ngurusin Seni, Budaya dan Bahasa, “Bocah Depok Ngumpul Lagi”. Pasalnya Wali Kota Depok Mohammad Idris dan Wakil Wali Kota Depok Pradi Supriatna, ikut main dalam lenong yang disutradarai Ketua Dewan Kesenian Depok (DKD) Nuroji, di Halaman Balkot Depok, Minggu (23/12/2018).

Tak ketinggalan Kepala Badan Keuangan (BKD) Kota Depok Nina Suzana, Camat Sawangan Zaenudin, serta Lurah Depok Jaya Syaiful Hidayat dan Lurah Kukusan Hasan ikut berpartisipasi. 
Lenong mengisahkan tentang Walikota Depok, Mohammad Idris, digeruduk pasangan suami-istri (pasutri) yang sudah tidak harmonis. Mereka mendesak Idris agar mengabulkan gugatan perceraiannya. Menyikapi hal itu, Idris menyarankan pasutri tersebut membatalkan niatnya bercerai. Selain memberikan wejangan kepada pasangan suami istri yang keukeuh ingin bercerai, Idris juga memanggil para orangtuanya. 

Sutradara Lenong Bocah Depok Ngumpul Lagi, Nuroji menjelaskan ide cerita berawal dari Wali Kota Depok, mengenai adanya kenaikkan angka perceraian di Depok. Latihan sendiri, berlangsung dua kali putaran dalam satu hari.
“Pak wali ingin ada informasi mengenai perceraian, kemudian diangkat ke lenong supaya penyampaiannya lebih mengena ke masyarakat. Pak wali berperan sebagai hakim, lalu memberikan wejangan soal perceraian,” jelas Anggota Komisi X DPR RI ini.

Nuroji mengaku tidak ada kesulitan dalam mengarahkan wali kota dan wakilnya. “Kalau pak wakil gak tahan ketawa kalau digodain pemain yang lain,” ujarnya.


Lenong sendiri lebih banyak improvisasi, tidak ada penghapalan script. Sehingga kedua pejabat Depok tersebut tidak mengalami kesulitan. Ditambah, ada beberapa pemain lenong lainnya yang mengimbangi.
“Hanya masalah teknis, seperti blocking, bahasa, miking. Selebihnya tidak ada,” tukas Nuroji.

Sementara itu, Wakil Wali Kota Depok Pradi Supriatna mengaku ini kali pertama dirinya bermain lenong. Beruntung tidak mengharuskan menghapal dialog, hanya inti cerita dan kebanyakan improvisasi. Mengenai Bahasa Betawi, Pradi mengatakan tidak mengalami kesulitan.

“Tujuan kita kan memberi informasi dan menghibur masyarakat. Lenong ini sarat akan pesan moral mengenai rumah tangga, semoga dapat diterima dengan baik,” tutup Pradi.