Nuroji: Depok Harus Tingkatkan Sektor Pariwisata

DepokNews- Anggota Komisi X DPR RI, Nuroji mendorong Pemkot Depok untuk membuat perencanaan dan meningkatkan sektor pariwisata di Kota Depok. Hal ini agar wisatawan mengetahui ciri khas dari Depok, dan warga pun tak perlu keluar kota untuk sekedar berlibur. Hal tersebut disampaikan Nuroji saat menjadi narasumber dalam Bimbingan Teknis Pemasaran Pariwisata, dari Kementrian Pariwisata Republik Indonesia, di The
Margo Hotel, Rabu (12/9/2018).

“Kami khususkan untuk perkembangan pariwisata di Depok. Sebab, di Depok ini perkembangan pariwisatanya bisa dibilang lamban, seperti tidak ada keinginan untuk memajukan pariwisatanya. Yang bisa saya lakukan yang didorong seperti ini (Bimbingan), agar masyarakatnya paham, mulai dari penyiapan destinasinya hingga pemasarannya. Di Bekasi juga sama, ada bimtek seperti ini,” terang Nuroji.

Ia melanjutkan, pada kesempatan tersebut ia menguraikan materi tentang persiapan destinasi, promosi, pemasaran bahkan sampai yang lebih spesifik yaitu pemasaran melalui sosial media (Sosmed). Sehingga peserta yang hadir, mulai dari pelaku usaha dan stake holder terkait seperti pemerintah daerah pun diundang agar paham.

“Hanya saja kelemahan kita, kalau sudah diberikan pemahaman tapi tidak ada yang memulai atau tindaklanjutnya kan susah, makanya saya bicarakan dengan Kepala Disporyata untuk ditindaklanjuti di tingkat kota, membuat rencana pengembangan pariwisatanya seperti apa,” jelasnya.

Menurut Anggota DPR RI Dapil VI Kota Depok-Kota Bekasi ini, di Depok sendiri sudah jelas bahwa pelaku usahanya sudah siap, fasilitas pendukung seperti hotel dan restoran pun sudah banyak di Depok, akses tol ketika sudah rampung seluruhnya pun mudah.

“Hanya kemauan saja yang masih belum,” ucapnya.

Nuroji menilai, untuk investasi di sektor pariwisata yang paling murah, sebab yang berinvestasi pun masyarakat atau pihak swasta juga, seperti membuat hotel dan restoran bukan bagian dari Pemda. Namun, membuat ekosistemnya ini yang menjadi pekerjaan Pemda, misalnya regulasinya, penataan wilayah.

“Penataan wilayah, misalkan sentra UKM, sentra kuliner dan lain sebagainya. Sederhana saja dulu, membuat papan penunjuk jalan yang murah, seperti arah ke gong si bolong atau arah ke Situ Cilodong, itu saja tidak ada kan, itu pekerjaan yang murah,” terang Nuroji.

Kemudian, membuat agenda even berkesinambungan dan tidak semuanya
dibuat oleh Pemda, saat ini tiap kecamatan memiliki atraksi dan seni
budaya sendiri-sendiri yang bisa ditampilkan. Dari tiap kecamatan saja
dulu di kompilasi dan dibuat agenda tahunan dan dipromosikan.

“Dipromosikan bersama, caranya bagaimana dikoordinasikan dengan Pemda. Jadi jangan sendiri-sendiri, jadi brandingnya tidak terdengar, Depok
itu apa sih, yang menciptakan branding itu bersama, kan dipelopori oleh Dinas, tapi musti mendapat restu dari pimpinannya,” tambah Nuroji.

Branding tersebut yang perlu dirumuskan, jadi yang pertama adalah
menetapkan dulu unggulan-unggulan yang ada di Depok. Selain itu, penyelenggarannya bukan hanya dinas, tetapi harus menggandeng
masyarakat.

“Depok sebenarnya sudah punya potensi, untuk kuliner sudah ada di Margonda, itu juga masuk wisata, kalau wisata budaya, tiap HUT Depok tiap kecamatan masing-masing membuat atraksi budaya, itu saja
dijadikan agenda tahunan. Kalau ada anggarannya lurah-lurah di bantulah, seperti di Solo satu lurah dibantu setahun Rp100 juta, dan dijadikan agenda tahunan masing-masing menampilkan kreatifitas,” paparnya.

Nuroji menambahkan, wisata sendiri bukan hanya berkaitan dengan letak
geografis, seperti daerah pegunungan yang dingin dan lainnya. Sementara di Depok sendiri tidak ada hal tersebut. Untuk itu, harus dikembangkan lagi ke sektor lain, seperti wisata kuliner, wisata
belanja, wisata sejarah, wisata religi.

“Syaratnya disetujui oleh pemerintah, kalau jalan sendiri-sendiri saja, Depok jadi tidak terkenal, Depok itu apa sih,” tutupnya.(mia)