Nur Azizah: Bekali Anak Mandiri Sejak Dini, Agar Mampu Bekerja dan Berpenghasilan!

DepokNews – Anggota Komisi VIII DPR RI Hj, Nur Azizah Tamhid B.A., M.A , Kunjungi warga penerima bantuan Program Keluarga Harapan (PKH) di Kelurahan Tugu, Cimanggis Kota Depok. Kegiatan dilakukan pada Ahad (25/10) dalam rangkaian Reses Masa Persidangan V Tahun Sidang 2019-2020. Dalam kegiatan yang dihadiri oleh 10 orang perwakilan warga penerima PKH, Nur Azizah sangat prihatin dengan tingginya angka kemiskinan di Kecamatan Cimanggis yang mencapai 3.400 orang, dengan 1.400 orang ada di Kelurahan Tugu.

Melihat kondisi itu, Nur Azizah beri motivasi keluarga PKH agar mampu hidup mandiri, dan membekali anak-anaknya dengan kemandirian ekonomi, serta ketahanan mental dan bekal spiritual, agar kelak di masa depan mampu menjadi manusia yang berdaya bagi masyarakat, serta dapat bekerja dan berpengahasilan dengan baik.

Berdasarkan Pendataan yang dilakukan Dinas Sosial (Dinsos) Kota Depok, dari Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS), di masa pandemi, ada 240.000 orang mengajukan permohonan bantuan ke Pemerintah Kota Depok, padahal sebelumnya kota Depok telah berhasil menekan angka kemiskinan hingga mencapai 2.077 persen pada tahun 2019 atau sebanyak 76.000 orang. Karena adanya pandemi Covid-19, jumah DTKS bertambah menjadi 316.000 orang.

“Hal ini tentu harus menjadi perhatian khusus, masyarakat tidak hanya diberikan bantuan materi, tapi juga harus ada pemberdayaan berkala, sebagaimana yang sudah dilakukan para pendamping PKH, agar secepat mungkin masyarakat penerima bantuan dapat hidup mandiri, dan di dorong untuk kelak dapat menjadi pemberi bantuan, bukan lagi penerima bantuan”, jelas Nur Azizah.

Kepala Badan Seksi Neraca dan Analisis BPS Kota Depok, Bambang Pamungkas, mengatakan, terkait rasio gini atau ketimpangan sosial di Kota Depok mencapai angka 0,387 atau masuk dalam ketegori ketimpangan sedang. “Salah satu indikator ketimpangan yang terjadi di Kota Depok disebabkan oleh maraknya pembangunan perumahan namun diperuntukan bukan bagi masyarakat miskin atau masyarakat berpenghasilan rendah”, jelas Bambang.

Sementara itu, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Persentase penduduk miskin pada Maret 2020 sebesar 9,78 persen, meningkat 0,56 dari September 2019. Jumlah kemiskinan di daerah perkotaan meningkat dari sebelumnya 9,86 juta orang tahun 2019, menjadi 11,16 juta orang pada tahun 2020. Sementara di daerah pedesaan juga meningkat dari semula 14,97 juta menjadi 15,26 juta.

Melihat fenomena tersebut, Nur Azizah menekankan agar masyarakat miskin melalui PKH diberikan bekal edukasi yang cukup, salah satunya agar masyarakat tidak terjerat oleh bujukan rentenir, yang banyak menyasar masyarakat ömiskin. “Tidak sedikit yang terdesak kebutuhan terpaksa meminjam dari rentenir, bukannya terbantu masyarakat malah semakin terjerat kesulitan karena hutangnya semakin berbunga”, tegas Nur Azizah.

Menurut Nur Azizah, Indonesia banyak di kuasai oleh orang-orang kapitalis borjuis. Rentenir, orang yang mengganggu stabilitas perilaku masyarakat. Selain itu. problem yang kita hadapi saat ini adalah propaganda kehidupan mewah. Karenanya menurut Nur Azizah, tidak sedikit juga orang yang terjerat rentenir karena terdesak tuntutan gaya hidup mewah. Karenanya, aspek pembinaan yang dilakukan pendampingan PKH harus berkesinambingan, melalui pendampingan yang intensif.

Sri Legiyem salah satu penerima bantuan PKH sejak tahun 2017, mengaku sudah merasakan manfaatnya. Kini Sri sudah mampu membantu perekonomian keluarganya dengan membuka warung sayuran di depan rumahnya. Sri tidak lagi hanya mengandalkan penghasilan suaminya pertama Sri sudah menamatkan pendidikan sarjana. Sri mengaku pendidikan adalah hal yang penting, ia bertekad anak-anaknya harus menjadi manusia yang lebih baik darinya.

Nur Azizah mengapresiasi semangat Sri, dan berharap juga dapat diikuti oleh keluarga penerima bantuan PKH yang lainnya. “Karenanya, khususnya bagi umat muslim, harus perkuat munajat pada Allah ditengah problematika perekonomian, khususnya di masa pandemi covid-19. Orang muslim Indonesia jangan terlepas dari aqidah. Dalam hal ini isteri memiliki peranan penting, ajak dialog suami dan putera-puterinya, agar dapat bersama-sama saling menguatkan dan membangun kemandirian”, pungkas Nur Azizah.

Dalam kesempatan ini, turut di hadiri Sugianto, selaku ketua RT 06, RW 11, serta Ahmad Syihan Isma’il, Sekertaris DPRa PKS Kelurahan Tugu, Andhika dan Pincha selaku Pendamping PKH di Kelurahan Tugu, serta jajaran perwakilan DPC PKS CImanggis. Nur Azizah menyerahkan bantuan 44 paket sembako, serta paket masker, agar masyarakat tetap menerapkan protokol kesehatan di masa Pandemi Covid-19.