Musim Penghujan, Waspada Fenomena Hujan Es Di Depok

DepokNews — Saat ini sudah memasuki musim penghujan. Meskipun musim penghujan, cuaca sangat mudah berubah. Di pagi hari terlihat cerah, ketika siang hari mulai berawan, dan sore hari turun hujan yang disertai angin kencang. Namun, beberapa waktu belakangan ini muncul fenomena hujan es di Depok. Fenomena tersebut dapat dijelaskan dari kacamata ilmu pengetahuan atau sains.Deputi Bidang Klimatologi, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Mulyono Rahadi Prabowo menjelaskan, hujan es kerap terjadi di masa transisi dari musim panas ke penghujan. Indonesia sendiri kini memang tengah dalam masa transisi tersebut.

“Hujan es biasanya berasal dari awan yang tumbuh menjulang tinggi. Awan ini tumbuh ketika udara sebelumnya cukup panas dan uap air banyak tersedia di udara. Kondisi ini banyak terjadi pada saat musim transisi dari musim kemarau mendekati musim hujan atau sebaliknya,” katanya.

Dirinya menjelaskan bahwa pada saat siang atau sore hari seperti yang terjadi di Depok, tumbuh awan yang tinggi menjulang namun bukan pada daerah yang luas, sehingga suhu puncak awan menjadi sangat dingin. Ini yang kemudian menghasilkan butiran butiran atau tetes air di puncak awan tersebut menjadi berbentuk es dan turun sebagai hujan es.

“Hujan es ini terjadi bersamaan pada saat hujan dengan intensitas lebat – sangat lebat dan juga disertai hembusan angin yang kuat namun berlangsung pada durasi pendek,” jelasnya.

Hujan es di Depok berlangsung sekira 30 menit dan juga disertai angin kencang. Menurut Prabowo, Depok menjadi wilayah yang lebih dulu dilanda hujan es ketimbang wilayah Jabodetabek lainnya, dikarenakan elevasi atau altitudo (ketinggian dari permukaan laut) wilayahnya tinggi.

“Biasanya yang elevasinya lebih tinggi itu potensial lebih dulu terjadi hujan es, seperti Depok, Bogor,” katanya.

Hujan es sendiri dikatakan Prabowo masih berpotensi terjadi hingga November, di mana Indonesia mulai memasuki musim penghujan. Tak hanya di Depok, dan wilayah Jabodetabek lainnya, hujan es juga masih berpotensi terjadi di seluruh wilayah Indonesia yang kini tengah dalam masa transisi dari musim panas ke musim hujan.

Pada Maret 2017 juga dilaporkan terdapat hujan es di Jakarta. Kepala Bagian Humas BMKG, Hary Tirto Djatmiko menerangkan fenomena hujan es biasanya terjadi pada masa transisi atau pancaroba dan berdurasi cukup singkat.

“Fenomena hujan es merupakan fenomena cuaca alamiah yang biasa terjadi,” ujarnya.

Ia melanjutkan bahwa fenomena ini biasanya ditandai dengan beberapa keadaan cuaca yang tak lazim. Misalnya, suhu yang sangat panas pada malam hari sebelum hujan es terjadi.

“Udara terasa panas dan gerah diakibatkan adanya radiasi matahari yang cukup kuat ditunjukkan oleh nilai perbedaan suhu udara antara pukul 10.00 dan 07.00,” lanjutnya.

Kemudian, ia juga menjelaskan soal kehadiran awan cumulus (awan putih berlapis-lapis). Di antara awan tersebut, ada satu jenis yang mempunyai batas tepi sangat jelas berwarna abu-abu yang menjulang tinggi seperti bunga kol.