Menilik Sekolah Internasional di Kota Depok

DepokNews- Perkembangan Depok menjadi sebuah kota membuat aktivitas ekonomi dan infrastruktur menggeliat. Terbukti di Depok kini bermunculan banyak sekolah internasional yang tumbuh dan berkembang sejak kurun 10 tahun belakangan. Munculnya sekolah-sekolah internasional itu tak semata begitu saja ada. Tentunya ada pertimbangan bisnisnya sehingga investor mau menanamkan aset di bidang pendidikan.
Terlebih saat ini Depok dihuni oleh banyak kaum ekspatriat yang mau tidak mau anak-anak mereka harus mengenyam pendidikan di sekolah internasional. Namun belakangan seolah terjadi pergeseran bahwa keberadaan sekolah internasional juga dimanfaatkan oleh kaum non ekspatriat untuk menyekolahkan anaknya disana.
Alasan yang diungkapkan pun beragam. Mulai dari melihat dari sisi kualitas hingga sampai alasan agar si anak lebih mahir berbahasa asing. Sejumlah sekolah internasional dari berbagai jenjang pun bermunculan di Depok.
Berikut beberapa sekolah Internasional yang ada di Depok. Antara lain:
1. Depok Montessori School yang beralamat di Depok Maharaja Jalan Raya Sawangan, Mampang, Pancoran Mas.
2. Splash Internasional yang terletak di Jalan Margonda, Kelurahan Kemiri Muka, Kecamatan Beji.
3. SMP&SMU Pribadi di Jalan Margonda.
4. Kinderfield School di Jalan Juanda.
5. Springfield International School yang ada di Jalan Alternatif Cibubur, Cimanggis
6. Sekolah Cita Persada yang adai di Cinere
Perihal perijinan keberadaan sekolah internasional ini ada di Dinas Pendidikan Kota Depok. Secara kurikulum, sekolah internasional tentu memiliki kurikulum berbeda dengan sekolah umum lainnya. Misalnya saja dari bahasa yang digunakan adalah bahasa Inggris.
Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Depok, Tinte Rosmiati mengatakan secara keseluruhan perijinan sekolah mengacu pada perijinan normatif. Misalnya sebelum ada izin kurikulum tentu harus ada infrastrukturnya dulu yang sesuai peruntukannya dengan rencana tata ruang dan tata wilayah Kota Depok. Dan saat ini perizinan di Depok melalui sistem satu pintu di Dinas BMP2T.
“Kita tinggal memberikan rekomendasi. Kalau IMB sudah ada barulah izin operasional,” katanya.
Keberadaan sekolah internasional ini berkaitan dengan lintas sektoral. Mulai dari perizinan, pendidikan hingga tenaga kerja asing didalamnya yang bekerja. “Hal lainnya juga harus tetap mengacu pada UU Sisdiknas,” tegasnya.
Untuk sekolah internasional yang menerapkan sistem boarding maka harus ada persyaratan mengenai muatan lokalnya. Sekolah internasional pertama yang ada di Depok adalah Sekolah Pribadi yang berada di Jalan Margonda. “Saat ini sudah ada beberapa sekolah lain yang beroperasi di Depok,” tukasnya.
Tujuan dibuatnya sekolah internasional sendiri secara harfiahnya adalah untuk memfasilitasi anak-anak yang orang tuanya harus berpindah negara dalam rangka tugas. Karena mata pelajaran yang diberikkan sudah sesuai standar internasional yang berlaku.
“Jadi kalau anak itu nanti pindah ke negara lain dia bisa langsung mengikuti pelajaran di negara lain,” paparnya.
Namun belakangan polanya berubah yaitu dengan masuknya anak-anak Indonesia yang juga ikut bersekolah di sekolah internasional.
“Jadi anak-anak yang ingin bersekolah standar internasional tidak harus pergi ke luar negeri,” tukasnya.
Tintje menuturkan sisi positif sekolah ini akan bisa membuka peluang anak Indonesia supaya bisa bersaing di dunia internasional. Terlebih saat ini sudah masuk dalam perdagangan bebas dimana persaingan dari luar yang masuk ke Indonesia tak dapat dibendung.
“Jadi anak-anak akan terbiasa berkompetisi dengan standarisasi pendidikan yang diakui secara internasional,” pungkasnya.(mia)