Masjid di Depok Tebarkan Kedamaian dan Kepedulian Sosial

DepokNews — Pemerintah Kota (Pemkot) Depok menepis kabar yang menyebutkan masjid kampus dan masjid perumahan di Depok sebagai sarang radikalisme. Pasalnya, selain sebagai tempat ibadah yang kerap menyuarakan pesan-pesan Islam yang damai, Pemkot Depok juga mendorong warganya memakmurkan masjid dengan kegiatan yang bermanfaat.

Seperti yang dilakukan warga RW 10, Kelurahan Cinere yang memanfaatkan Masjid Husnul Khatimah sebagai salah satu pusat layanan kesehatan bagi lanjut usia (lansia). Selama 17 tahun, kader majelis taklim masjid tersebut mengadakan kegiatan sosial dengan melayani kebutuhan pengobatan lansia prasejahtera, layaknya klinik pada umumnya.

Tidak hanya itu, masjid di Depok juga dilengkapi wifi sebagai upaya penerapan program internet sehat. Salah satunya di Masjid Al Huda Kelurahan Baktijaya, di sana masyarakat bisa memanfaatkan fasilitas tersebut, guna menambah wawasan dan menunjang aktivitas keagamaan.

“Memakmurkan masjid dengan kegiatan-kegiatan positif, merupakan salah satu cara mengimplementasikan ajaran Rasulullah SAW,” kata Wali Kota Depok Mohammad Idris kepada depok.go.id, Jumat (03/11/2017).

Mohammad Idris mengatakan, sejak dulu ketenangan, kenyamanan, dan keamanan di Kota Depok sangat dirasakan seluruh warganya. Dikarenakan, semua elemen masyarakat bersinergi menciptakan kerukunan dalam beragama.

Keberadaan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Depok pun, dikatakan Mohammad Idris, turut memperkuat rasa aman dan nyaman warga Depok dalam menunaikan ibadahnya. FKUB Depok dinilai sebagai organisasi lintas agama yang bersama pemerintah selalu mengedepankan sikap toleransi tanpa menyudutkan atau merendahkan kelompok agama manapun.

“Semua komponen pemerintahan, para akademisi, pelaku usaha hingga anak-anak muda yang tergabung dalam komunitas positif, masing-masing menjalankan dan melaksanakan kegiatan sesuai tugas pokok dan fungsi (tupoksi). Semua dilakukan secara tulus dan penuh tanggung jawab demi majunya pembangunan dan kesejahteraan masyarakat,” katanya.

Senada dengan penyataan Mohammad Idris, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Depok, Ahmad Dimyati Badruzzaman sangat menyayangkan pemberitaan tersebut. Menurutnya, untuk sampai menghasilkan kesimpulan yang demikian, seharusnya diperlukan penelitian dengan metode penelitian yang dapat dipertanggungjawabkan.

“Kami menyayangkan hasil rilis tersebut yang cenderung tendensius. Sepengetahuan saya, di Depok ini aman-aman saja, tidak seperti yang dikatakan dalam pemberitaan media massa,” tutupnya