Mahasiswa Vokasi UI Bahas Emergency 2018

DepokNews—Mahasiswa Vokasi Komunikasi Hubungan Masyarakat Universitas Indonesia menyelenggarakan acara talk show Emergency UI 2018 yang diadakan di Auditorium Vokasi Universitas Indonesia, Kota Depok.

Acara ini bertemakan “Digital Literacy for Safe and Healthy” yang merujuk kondisi perkembangan teknologi yang semakin maju sehingga memaksakan para penggunanya untuk meningkatkan literasi dunia digital.

Acara ini dihadiri oleh lima pembicara yang membahas mengenai bagaimana cara penggunaan media sosial yang efektif dan bijak dengan pembicara sebagai berikut; Krishna Nugraha sebagai Senior Digital Marketing Specialist Tokopedia, Mellissa Grace sebagai Psikolog Klinis & Artis, I Gusti Ngurah Asthika Dhamasatya sebagai VP E-Channel Business Head PT Bank Danamon Indonesia, Andi Dorma Silalahi sebagai Indonesia Digital Practitioner, Winner of Google Awards 2010, SEA, serta Devie Rahmawati sebagai Akademisi Komunikasi Universitas Indonesia.

Ketua Pelaksana Emergency UI 2018, Ayunda Azzahrah mengatakan, arus perkembangan teknologi dan internet terkadang membuat pengguna semakin hanyut dalam aliran tanpa batasan dan perlindungan.

Emergency UI 2018 tidak hanya dihadiri oleh kalangan mahasiswa yang terbilang sering menggunakan media sosial, tetapi juga kalangan berusia 25 tahun keatas ikut berpartisipasi dalam talk show ini.

“Kita sendiri terkadang terlalu menikmati kemudahan dan efisiensi yang diberikan, sehingga kita lupa dalam penggunaanya membutuhkan kecerdasan yang cukup dari penggunanya,” katanya.

Peminat dari acara Emergency UI 2018 tidak hanya di masyarakat yang berdomisili Jabodetabek.

Tetapi meluas sampai masyarakat luar Jabodetabek seperti Cirebon dan Palembang.

“Oleh karena itu, Emergency UI 2018 hadir di tengah masyarakat saat ini untuk memberikan wawasan dan pedoman mengenai bagaimana literasi digital diterapkan dalam kehidupan sehari- hari,” katanya.

Kepala Program Studi Vokasi Komunikasi UI, Devie Rahmawati menambahkan, kegiatan ini menjadi strategis, mengingat dunia sedang diguncang virus digital.

Derasnya arus informasi  tidak hanya menyesatkan pikiran tetapi juga memecah belah ikatan social dan mampu menghilangkan nyawa seseorang.

Seperti cyber bullying, pornography, penjualan orang dan sebagainya, merupakan beberapa dampak bencana digital. “Kemampuan literasi menjadi cara agar manusia modern mampu mengoptimalkan berkah digital.  Semoga lebih banyak lagi kegiatan serupa,” katanya.