Kopi Minuman Gaul Pereda Stres

Oleh: Amelia Pradipta
S1 Reguler Epidemiologi
Universitas Indonesi

DepokNews–Konsumsi kopi diIndonesia dalam beberapa waktu belakangan ini terus mengalami peningkatan.Berdasarkan data yang didapatkan dari InternationalCoffee Organization (2018), konsumsi kopi di Indonesia pada tahun 2016-2017mencapai 4,6 juta bags (60 kg per bags). Umumnya, peningkatan konsumsikopi ini terjadi di kalangan anak muda.

Siapa saja yang disebut dengan anak muda? Menurut UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization), rentang usia anak muda adalah 15 sampai dengan 24 tahun, yang berada pada masa transisi dari anak-anak menjadi dewasa. Terjadi banyak perubahan dalam kehidupan yang harus dihadapi pada masa transisi ini, salah satunya dapat menyebabkan stres. Untuk menghindari stres, dibutuhkan peningkatan kemampuan dalam menghadapi setiap perubahan yang terjadi.

Stres merupakan reaksi atau respon tubuh terhadap stresor psikososial (tekanan mental atau beban kehidupan). Sebuah penelitian berjudul “A Study of Causes of Stress and Stress Management among Youth” menyebutkan bahwa generasi muda lebih sering mengalami stres daripada generasi lainnya. Stres yang berlebihan dapat menyebabkan kondisi kesehatan mental seseorang terganggu. Salah satu cara yang saat ini cukup populer untuk mengatasi stres adalah mengonsumsi kopi. Seseorang yang mengonsumsi kopi merasa lebih termotivasi, terkendali, produktif, dan mampu berpikiran jernih. Mengapa demikian?

Kopi mengandung kafein, chlorogenic acid (CGA), diterpenes (cafestol dan kahweol), dan trigonelline. Di antara kandungan-kandungan kopi lainnya, kafein merupakan senyawa bioaktif yang berperan penting dalam menurunkan tingkat stres. Hal ini didukung oleh kemampuan yang dimiliki kafein untuk menghambat efek adenosin, menghasilkan efek simultan pada sistem saraf pusat, dan menghasilkan efek antioksidan.

Kafein menghambat efek adenosin dengan cara mengikat reseptor adenosin (terutama A1 dan A2A) dan meningkatkan aktivitas neuronal. Adenosin merupakan neuromodulator dalam sistem saraf pusat yang memperlambat aktivitas metabolik tubuh, biasanya menimbulkan efek kantuk dan depresi. Kafein yang berikatan dengan reseptor adenosin A1 dan A2A memberikan efek yang berlawanan dengan efek adenosin, yaitu meningkatkan aktivitas otak dan jantung (efek simultan), serta meningkatkan pertahanan antioksidan. Peningkatan aktivitas otak dapat mempengaruhi peningkatan kemampuan kognitif dan suasana hati seseorang dalam menghadapi stres.

Kemampuan kafein dalam menurunkan tingkat stres dipengaruhi oleh tingkat konsumsi kafein tersebut. Beberapa studi menyatakan bahwa kafein dapat menurunkan tingkat stres apabila dikonsumsi dalam dosis rendah (0,5-10mg/kg berat tubuh). Berdasarkan saran yang diberikan oleh European Food Safety Authority (2015), dosis kafein yang baik dikonsumsi anak muda untuk, yaitu 2,5 mg/kg berat tubuh per hari.

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa kandungan kafein dalam kopi memiliki peran untuk mengatasi stres yang banyak dialami oleh anak muda. Namun, perlu diperhatikan juga dosis kafein yang baik untuk dikonsumsi sehingga efektif dalam menurunkan tingkat stres.

REFERENSI

Bhumiratana dkk. 2014. The Development of an Emotion Lexicon for the Coffee Drinking Experience. https://www.researchgate.net/publication/260803641_The_Development_of_an_Emotion_Lexicon_for_the_Coffee_Drinking_Experience

https://remote-lib.ui.ac.id:2053/science/article/pii/S0195666318305142

Bhargava, D., Trivedi, H. (2018). A Study of Causes of Stress and Stress Management among Youth. IRA- International Journal of Management & Social Sciences (ISSN 2455-2267), 11(3), 108-117. doi:http://dx.doi.org/10.21013/jmss.v11.n3.p1

Cakir, Ozgur Kasimay, dkk. 2016. Protective effect of low dose caffeine on psychological stress and cognitive function. Physiology&Behavior, 168, hal. 1-10. https://doi.org/10.1016/j.physbeh.2016.10.010

Choi, S., Jung, S., dan Ko, Kwang Suk. 2018. Effects of Coffee Extracts with Different Roasting Degrees on Antioxidant and Anti-inflammatory Systems in Mice. Nutrients 2018, 10(3), hal. 363. https://doi.org/10.3390/nu10030363

Coffee&health. 2018. Caffeine intake in children [Online]. Available at: https://www.coffeeandhealth.org/topic-overview/caffeine-intake-children/

Cruz, Laura Lopez, Salamone, John D., dan Correa, M. 2018. Caffeine and Selective Adenosine Receptor Antagonists as New Therapeutic Tools for the Motivational Symptoms of Depression. Front Pharmacol, 9: 526. https://doi.org/10.3389/fphar.2018.00526

International Coffee Organization. 2018. http://www.ico.org/prices/new-consumption-table.pdf

Martini, D., dkk. 2016. Coffee Consumption and Oxidative Stress: A Review of Human Intervention Studies. Molecules 2016, 21(8), hal 979. https://doi.org/10.3390/molecules21080979

Mayo Clinic Staff. 2017. Caffeine: How much is too much? [Online]. Available at: https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/nutrition-and-healthy-eating/in-depth/caffeine/art-20045678

Richards, Gareth & Smith, Andrew. 2015. Caffeine consumption and self-assessed stress, anxiety, and depression in secondary school children. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4668773/

Stefanello, Naiara, dkk. 2018. Coffee, caffeine, chlorogenic acid, and the purinergic system. Food and Chemical Toxicology, 123, hal. 298-313. https://doi.org/10.1016/j.fct.2018.10.005

UNESCO. http://www.unesco.org/new/en/social-and-human-sciences/themes/youth/about-youth/