Kejutan di Pilgub Jabar Versi Pengamat Politik

DepokNews- Hasil perhitungan suara quick count pemilihan gubernur Jawa Barat beberapa waktu lalu di luar dugaan. Hal tersebut diungkapkan Pengamat Politik Universitas Parahyangan, Profesor Asep Warlan Yusuf.
Dalam hasil elektabilitas beberapa lembaga survei selama ini cenderung memunculkan dua pasang calon yang memilki suara teratas. Namun, kenyataan hitung cepat di pilkada Jawa Barat yang telah dilakukan KPU dan juga lembaga lainnya menunjukan hasil di luar dugaan.
Menurutnya meski pasangan nomor urut 1 Ridwan Kamil dan UU Ruzhanul menduduki urutan teratas namun paslon lain Deddy Mizwar dan Dedi Mulyadi yang sebelumnya diperkirakan menjadi saingan terdekat pasangan nomor 1, tidak dapat berbicara banyak. Justru, pasangan nomor urut 3 Sudrajat dan Ahmad Syaikhu yang hanya mendapatkan 7 hingga 10 persen tiap lembaga survei mengeluarkan rilis elektabilitas dengan mendapat hasil perolehan suara hitung cepat mencapai 28 persen atau berada di posisi ke dua.
Ia mengungkapkan fenomena tersebut terjadi karena kekuatan mesin politik yang berjalan efektif dari partai pengusung Sudrajat dan Ahmad Syaikhu, yakni PKS dan Gerindra.
“Terutama PKS yang sejak dulu punya kader militan dan mereka menunjukan militansi mereka,” katanya.
Dia menambahkan kader dan mesin partai yang bergerak secara efektif itu mampu menepis perkiraan lembaga survei yang menyebut tingkat popularitas dan elektabilitas lemah dari pasangan yang diusung dua partai oposisi di dalam pemerintahan tersebut.
“Bisa dibilang, meski secara hasil suara perhitungan cepat Asyik (Sudrajat dan Ahmad Syaikhu) kalah, namun kerja mesin partai saya nilai berhasil,” tambahnya.
Warlan menuturkan jika pasangan nomor tiga juga terlambat panas. Posisi penghitungan cepat beberapa lembaga juga menjelaskan hal tersebut.
“Saya menilai pasangan Asyik itu terlambat panas. Mereka berhasil banyak merebut suara swing voter,” tuturnya.
Ia bahkan memprediksi, jika Pilgub Jawa Barat lebih lama dua minggu dari waktu yang telah ditentukan maka pasangan nomor 3 dapat memimpin perolehan suara.
“Kalau waktu pelaksanaan pilgub lebih lama, kerja dan hasil paslon nomor 3 saya rasa hasilnya akan lebih maksimal,” tandasnya.(mia)