Kebiasaan Pakai Sepatu Tanpa Kaus Kaki Berisiko Ini

DepokNews — Anda seperti sebagian orang mungkin kerap menggunakan sepatu tanpa kaus kaki dari waktu ke waktu. Perlu diketahui bahwa kebiasaan ini ternyata memicu risiko kesehatan. College of Podiatry telah memperingatkan betapa kebiasaan bersepatu tanpa kaus kaki berisiko memicu masalah jamur dan infeksi seperti athlete’s foot atau kutu air, bahasa medisnya tinea pedis.

Beberapa ahli menyalahkan tren yang dipicu beberapa selebritas laki-laki seperti Bradley Cooper, Ryan Gosling dan Orlando Bloom. Mereka kerap tampil berpakaian formal, bersepatu tanpa kaus kaki.

Belum lagi, belakangan tren fashion banyak memunculkan alas kaki yang diproduksi tanpa mengabaikan aspek kesehatan.

Alhasil hal ini menyebabkan peningkatan yang signifikan dalam jumlah kondisi kaki yang tidak diinginkan terutama pada laki-laki usia 18 hingga 25 tahun yang umumnya mengikuti tren berpakaian.

“Secara keseluruhan, kami melihat semakin banyak laki-laki yang mendatangi kami dengan masalah yang disebabkan oleh alas kaki yang tidak pas, bukan hanya memilih untuk bersepatu tanpa kaus kaki,” ujar podiatrist Emma Stevenson dari College of Podiatry.

Dinukil The Telegraph, Dr Stevenson memaparkan, “Tergantung pada tingkat keringat kaki, mungkin ada masalah dengan tingkat kelembapan tinggi di kaki, yang bisa membuat Anda rentan terhadap infeksi jamur seperti kaki atlet. Rata-rata kaki Anda akan berkeringat setengah liter per hari. Jumlah cukup banyak yang dicurahkan langsung ke sepatu tanpa diserap oleh kaus kaki.”

Di sinilah kaus kaki berfungsi sebagai pelindung kaki. Sebagai pelapis antara sepatu dan kaki, kaus kaki akan menyerap keringat, mencegahnya menimbulkan bau tak sedap.

Karena fenomena ini masih dalam tahap awal, penelitian belum dilakukan untuk menetapkan dampak sebenarnya dari masalah tersebut. Namun, kombinasi keringat yang berlebihan, pilihan obat yang kurang baik dan kurangnya kaus kaki dapat menciptakan lingkungan ideal di mana infeksi jamur dapat berkembang, berpotensi menyebabkan kaki yang tidak hanya berbau tapi juga menyakitkan.

Dr Stevenson menambahkan, banyak sepatu yang tersedia di kalangan atas kini mungkin memiliki bagian luar kulit tapi dilapisi bahan sintetis, yang membuat kaki tidak bisa bernapas.

Jika lapisan sepatu tidak menyediakan ruang untuk udara, maka kelembapan, panas dan bakteri semua akan terperangkap di dalam sepatu. Masalah terbesar lainnya adalah juga tren baru untuk sepatu pria yang sempit dan runcing, dan model sepatu tanpa tali.

Bersepatu tanpa kaus kaki adalah hal umum bagi laki-laki yang kerap mengutamakan gaya dengan kedua model sepatu ini.

Sepatu seperti itu, kata Dr Stevenson, menyebabkan gesekan pada benturan bertulang di kaki seperti jari kaki dan tumit, meningkatkan risiko kuku kaki yang tumbuh ke dalam dan cacat tulang lainnya. Misal seperti bunions, di mana tulang menonjol terbentuk pada sendi bagian bawah ibu jari kaki.

“Demikian juga, sepatu slip-on menyebabkan jari kaki mencengkeram agar sepatu tetap menempel di kaki dan juga bisa mengakibatkan gesekan yang meningkat di bagian belakang kaki tempat kaki keluar dan masuk sepatu,” jelas Dr Stevenson.

Sudah banyak contoh kasus penyakit pada kaki yang diakibatkan kebiasaan bersepatu tanpa kaus kaki. Misal, pada 2014 ada anak laki-laki 12 tahun yang nyawanya nyaris melayang gara-gara blister di kakinya memicu infeksi.

Sekalipun Anda berhasil bersepatu tanpa kaus kaki tanpa terluka, bakteri dan jamur yang berkembang di dalam sepatu masih dapat memicu masalah kesehatan lain.

Sebut saja, infeksi jamur yang disebut onychomycosis. Jamurnya benar-benar tak sedap dipandang, susah dihilangkan, dan dapat merusak kuku kaki.

Belum lagi soal bau kaki. Mekanisme tubuh untuk menjaga suhu tetap dingin akan memicu keluarnya keringat. Kaki yang berkeringat pasti berbau.

Jika Anda masih tetap ingin bergaya dengan sepatu tanpa mengenakan kaus kaki, cobalah cara-cara berikut agar terhindar dari penyakit kaki.

Pertama, semprot kaki menggunakan antiperspirant sebelum mengenakan sepatu. Lalu, hindari menggunakan sepatu yang sama setiap hari.

Beri waktu setidaknya 48 jam agar bagian dalam sepatu bisa benar-benar kering dari keringat. Anda bisa memakai kantung teh celup kering untuk menyerap sisa kelembapan di dalam sepatu.

Rajin-rajinlah mencuci dan mengeringkan kaki setelah bersepatu tanpa kaus kaki. Terakhir, hindari sepatu yang sakit saat digunakan.