Jadi Pembicara di Bedah Buku Karya SumitroDjojohadikusumo, Ini yang Dibahas Prabowo

DepokNews- Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto mengatakan, saat ini kondisi Indonesia berada dalam sebuah paradoks yang tidak masuk akal. Indonesia termasuk negara terkaya kelima atau keenam dunia. Dari segi esensi mineral dan komoditas kekayaan alam, Indonesia sangat berlimpah akan sumber daya tersebut.
Tetapi kekayaan alam itu kurang dimanfaatkan dengan maksimal. Kondisi ini dibiarkan begitu saja dan seolah bangsa ini tidak mau tahu kondisi nyata yang terjadi saat ini.
“Saya kaget beberapa minggu lalu mengetahui ada tebu produksi petani Indonesia dilarang untuk dijual. Saya tidak mengerti kenapa,” katanya saat bedah buku Nasionalisme Sosialisme Pragmatisme; Pemikiran Ekonomi Politik Sumitro Djojohadikusumo di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI), Depok, Senin (18/9).
Melihat kondisi itu, dia pun berinisiatif menghubungi rekanan agar membeli tebu tersebut. Demikian halnya di sektor lain semisal garam sehingga dibuka keran impor.
“Ini indikasi something wrong. Ini harus dikaji oleh orang pintar,” ungkapnya.
Dia menyoroti juga soal lemahnya sumber daya manusia. Sehingga sdm Indonesia kalah dengan bangsa lain. Oleh bangsa lain, SDM Indonesia dianggap lemah. Saat ini rakyat Indonesia masih ada yang kekurangan gizi sehingga pertumbuhannya tidak maksimal. Hal itu berdampak pada kekerdilan sehingga fisik dan otak tidak sempurna.
“Saya tersentak. Jadi kuli saja bisa kalah saing dengan Vietnam dan Thailand,” tukasnya.
Menurutnya, kaum cendekiawan adalah otak sebuah negara. Karena semua perubahan datang dari mereka. Dicontohkan, Bung Karno, Bung Hatta dan Sutan Sahrir adalah kaum intelektual. Mereka bisa membawa Negara menjadi maju.
“Kaum intelektual Indonesia punya tanggungjawab atas kebenaran. Dan UI adalah center of excellent. Dari dulu semua perubahan datang dari UI,” ungkapnya.
Dia pun meminta agar kaum intelektual UI berani untuk menyatakan dan menegakkan kebenaran. Kampus kata dia mengajarkan ilmu dan kebenaran.
“Hukum yang diajarkan universitas adalah kebenaran,” paparnya.
Dihadapan para mahasiswa dan sejumlah tokoh yang hadir, Prabowo menegaskan bahwa ekonomi tidak bisa berdiri sendiri. Ekonomi juga memperhatikan situasi geopolitik dan geo ekonomi. Geopolitik dimaksudkan bagaimana mencapai dan mempertahankan kepentingan nasional bangsa atas dasar geografi, ekonomi dan demografi. Sedangkan geo ekonomi adalah bagaimana mencapai dan mempertahankan kepentingan nasional bangsa dengan penggunaan ekonomi dan geografi.
“Membangun bangsa itu harus kontinyu. Memperhatikan iptek, politik, sosial, ekonomi, budaya, militer dan agam. Ekonomi harus bersumber pada filosofi kita yaitu Pancasila,” tukasnya.
Menurutnya, mengatasi kesulitan ekonomi bangsa adalah dengan merujuk dan setia pada Pasal 33 UUD 1945. Dalam pasal tersebut sudah diatur soal perekonian yang berumuara pada kesejahteraan bangsa. Dalam pasal itu dirumuskan bahwa perekonomian disusun sebagai usaha bersama.
“Pasal itu mengatur soal ekonomi. Kunci kesulitan ekonomi kita adalah kita tidak setia pada Pasal 33 UUD 1945,” ucapnya.
Prabowo pun mengingatkan dan mengajak pada para Profesor untuk turun gunung. Mulai dari tokoh dan akademisi agar menjadi kesatuan membangun bangsa.
“Tokoh akademisi turunlah, jangan pandang ilmu terpisah-pisah,” tutupnya.(mia).