IPM Depok Gagas NGOPI (Ngobrol Perkara Ikatan Pelajar)

DepokNews–Pimpinan Daerah Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PD IPM) Kota Depok menyelenggarakan kegiatan NGOPI (Ngobrol Perkara Ikatan) dengan tema kajian tentang Culturally illiterate ( Buta Huruf Budaya) pada hari Minggu 24 November 2019 di Saung Peradaban Bang Beno, Parung Bingung, Pancoran Mas, Depok.

Pemantik diskusi edisi kali ini ialah Kakanda Eko Wardaya (Ketua Bidang Organisasi Pimpinan Cabang Pemuda Muhammadiyah Pancoran Mas dan pendiri Rumah Baca Nafisah Hafsah).

Kakanda Eko menggugah PD IPM Kota Depok untuk menjadi organisasi dikalangan pelajar yang serius dalam dunia literasi khususnya dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, seperti yg diamanatkan Milad Muhammadiyah ke 107. Berkaitan dengan tema Ngopi, dalam konteks zaman yang kekinian, keragaman budaya menjadi kelebihan kita bangsa Indonesia sehingga dapat lebih dewasa dalam menyikapi perbedaan.

“Harapannya kader Pelajar Muhammadiyah kota depok dapat mengembangkan peradaban dengan karya nyata yang monumental dalam kolaborasi kebahagiaan demi wujudkan depok berdaya”, ujarnya

Fajri Syahiddinillah selaku Ketua Pelaksana Kegiatan Ngopi (Ngobrol Perkara Ikatan) mengatakan bahwa ini adalah program kerja dari PD IPM yang hasilnya nanti akan di tanfidzkan dan dibagikan ke jajaran Ranting serta Cabang.

“Kegiatan ini bukan hanya sekedar meminum secangkir kopi saja tapi jauh dari itu kegiatan ini sekaligus bagian dalam mencari ilmu dengan berdiskusi tentang isu-isu strategis di kalangan pelajar”, tutur Fajri.

Kegiatan ngoli kali ini akan berkelanjutan setiap dua pekan sekali ini juga sebagai sarana upgrading pengurus IPM Kota Depok.

“Jihad literasi adalah bagian dari agenda aksi Pelajar Muhammadiyah Kota depok untuk mewujudkan pelajar yang berkemajuan dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Tentu Jihad Literasi bukan hanya sebuah kegiatan baca & tulis. namun jauh dari itu literasi adalah bagaimana kita dapat membaca permasalahan sosial. sehingga nantinya tidak cukup hanya memahami permasalahan dan potensi sosial. Tapi juga harus bertransformasi menjadi karya nyata.

Harapannya agar Pelajar Muhammmadiyah dapat mengamalkan semboyan Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) Yakni Nuun Walqolami Wamaa Yasthurun, artinya Nuun, demi pena dan apa yang dituliskan”, tambahnya.

Adalah bagian dari identitas IPM dalam Tafsir Azaki Khoirudin dalam Buku Nuun Tafsir Al-Qolam mengatakan jika Nun adalah tinta sebagai sumber ilmu Walqolami demi pena adalah pena sebagai media, Wamaa Yasthuruun dan apa yang mereka tuliskan adalah tulisan sebagai karya maka jika kita qiyaskan dalam diri identitas pelajar, yakni yang mencari ilmu dengan sumber-sumber ilmu pengetahuan yang mengoptimalkan akal pikiran sebagai media dengan membuat karya nyata.

Selanjutnya, Ketua Pimpinan Daerah Ikatan Pelajar Muhammadiayah (PD IPM) Kota Depok, Shinyo, berharap bahwa kegiatan ini dapat memotivasi kawan-kawan pelajar di tingkatan cabang dan ranting untuk sama-sama membangun budaya diskusi dan membaca di lingkunganya masing-masing. Juga memulai dari diri sendiri tentunya dengan tertib belajar.

“Di Era 4.0 menuju 5.0, minat baca orang Indonesia cukup sedikit padahal membaca adalah bagian dari identitas pelajar, maka harapanya mari sama-sama berkolaborasi, berkontribusi, dan berbagi untuk mewujudkan budaya membaca. Nuun Wali Qolami Wamaa Yasthurun”, tegas Ketua Umum IPM Depok tersebut.