Halaqah dan Sarasehan Ponpes Cendekia Amanah Kumpulkan Ulama Se-Jabodetabek

DepokNews- Halaqah dan Sarasehan yang digelar di Pesantren Cendekia Amanah Kelurahan Kali Mulya, Kecamatan Cilodong, Depok diikuti para Ulama dan Dai se-Jabodetabek.
Diantaranya Walikota Depok Idris Abdul Shomad, Ketua Dewan Dakwah sekaligus Pembina Pesantren Cendekia Amanah, Cholil Nafiz. Halaqah dan sarasehan ini digelar untuk silaturahmi dan memperasatukan ormas Islam yang ada di Jabodetabek.
Sejumlah ormas Islam yang diundang antara lain Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah, Persatuan Islam (PERSIS), Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII), Front Pembela Islam (FPI) dan lainnya. Harapannya, bisa terjalin sinergi antara masyarakat yang Islami dengan pemerintah.
Cholil mengatakan, mengundang seluruh ormas tanpa membedakan dari mazhab (aliran) mana, kita undang semua aliran Islam. Tujuannya, memperkenalkan diri karena saat ini baru merintis pesantren baru disini sehingga pihaknya mengundang untuk silaturahim.
“Kedua kami ingin mengkonektingkan pemerintah dengan masyarakat. Bagaimana masyarakat yang keislaman ini di Depok yang sangat plural bisa konekting dengan program pemerintah,” jelas Cholil.
Dalam acara ini pihaknya menggandeng Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (dahulu Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Karena dalam BKKBN ada fungsi keluarga. Sehingga peran dan fungsi BKKBN tidak hanya melulu dipahami hanya sebagai pembatasan kelahiran.
“Kita ajak BKKBN karena ada fungsi keluarga. Melakukan koordinasi peningkatan sumber daya manusia (SDM) keluarga. Jadi, BKKBN tidak hanya dipahami soal pembatasan kelahiran tapi juga peningkatan SDM,” paparnya.
Di pesantren yang sedang dibangun ini, Cholil ingin memadukan antara keilmuan dan entrepreneur. Yaitu dengan mengarahkan kemampuan yang ada di masyarakat. Dia mengatakan bahwa bangsa tidak akan sejahtera kalau tidak memiliki banyak entrepreneur.
“Kita mendorong menjadi inkubasi entrepreneur. Di pesantren ini nantinya tidak hanya untuk orang yang nyantri, tapi juga orang-orang yang pesantren sekitar Depok dan jabodetabek. Disini bisa dijadikan pelatihan bagaimana pesantren biasa biayai diri sendiri,” terang Cholil.
Disisi lain pihaknya juga ingin menjadi inkubasi keilmuan. Cholil menuturkan dia berkeinginan untuk menjadi fasilitator bagi santri yang berprestasi dan potensial. Jadi pesantren ini tidak hanya untuk yang tinggal didalam tapi juga jadi inkubasi pesantren.
“Kita menggandeng BKKBN karena ingin memberikan kesadaran pada keluarga kalau pesantren tidak dipahami hanya belajar ilmu agama tapi integrasi anatara ilmu agama dan umum, itu yang kita inginkan,” tandasnya.(mia)