Gus Mus Beri Pencerahan Warga Nahdliyin

DepokNews — Ribuan warga nahdliyin terbius dengan tausyiyah yang disampaikan KH. Musthofa Bisri yang biasa disapa dengan Gus Mus. Kegiatan yang diselenggarakan oleh PC NU Kota Depok dalam rangkaian acara Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, Haul Gus Dur dan Harlah NU ke-92.

“Alhamdulillah kita menghadirkan Gus Mus dan dihadiri ribuan warga nahdliyin. Kehadiran beliau sudah ditunggu-tunggu, jadi sampai akhir acara larut malam jamaah tetap setia mendengarkan tausiyahnya,”ujar Ketua PC NU Kota Depok. YPI Ar-Ridho, Cilodong, Depok.

Menurutnya, rangkaian kegiatan dimulai dengan semaan Al-Qur’an (baca Al-Qur’an 30 juz tanpa melihat teks-red) oleh Jam’iyyatul Qurro’ Wal Huffadz Kota Depok. Acara juga dimeriahkan pawai yang diikuti para santri dan pelajar Depok. “Acara berjalan penuh khidmat dengan dimulai pembacaan Yasin, tahlil dan Maulid. Selain itu, semakin lengkap dan berkah dengan tausiyah dari KH. Masdar F. Masudi,”terangnya.
Kiyai Melihat Umat Dengan Pandangan Kasih

Gus Mus mengungungkapkan bahwa seorang Kiyai memandang umat penuh dengan kasih. Dirinya menilai, seorang Ulama dan Kiyai dahulu dalam menuliskan argumentasi dapat dipertanggungjawabkan secara akademik serta moral sampai di akhirat.

“Ulama dan Kiyai dahulu dalam menyampaikan dakwahnya tidak banyak mengeluarkan dalil. Saat menyampaikan dalil, sumbernya jelas seperti dari Gurunya dan seterusnya sampai pada Rasulullah. Ini kan berbeda dengan sekarang, tanpa menyampaikan sumbernya dengan jelas,”paparnya.

Ia menambahkan, seorang Kiyai adalah orang yang dihormati masyarat karena akhlaknya. Terlebih lagi, lanjutnya, seorang Kiyai melihat umatnya dengan pandangan kasih sayang. “Kiyai itu harus bisa bersifat lemah lembut. Selain itu, kyai siap menanggung derita tapi tidak kuat melihat derita ummatnya. Kyai mesti marifatullah (mengenal Allah-red). Kalau mencintai seseorang maka harus mengenalnya lebih dekat dulu. Sama halnya dengan Allah, juga harus mengetahui dan mengenalnya lebih dekat,”jelasnya.

Dikatakannya, sesama orang mukmin adalah bolo atau saudara. Jadi, lanjutnya, tidak mungkin ada permusuhan apalagi saling membunuh.

“Tidak mungkin, yang namanya saudara menyerang saudaranya sendiri. Seperti pada saat perang di Irak, Amerika mengebom Inggris padahal sekutunya. Amerika akhirnya minta maaf pada Inggris dan mengaku salah sasaran. Ini juga berlaku sesama orang mukmin adalah saudara, jadi tidak ada saling menyerang dan memusuhi,”jelasnya.

Tampak hadir para Alim Ulama, Kiyai, Pengurus PBNU, PC NU Depok, tokoh masyarakat dan jamaah.