GiGa Indonesia Gelar Dialog Nasional Soal Ketahanan Keluarga

DepokNews- Dalam rangka Hari Keluarga Nasional, Perhimpunan Penggiat Keluarga (GiGa) Indonesia yang dipimpin Prof. Dr. Ir. Euis Sunarti, M.Si, Ketua GiGa Indonesia/Guru Besar IPB Bidang Ketahanan dan Pemberdayaan Keluarga, berinisiatif dan mengajak PUI, BAZNAS, dan GIB untuk berkolaborasi bersama-sama menyelenggarakan Dialog Nasional Ketahanan dan Perlindungan Keluarga Nasional.

Kegiatan Dialog Nasional dilaksanakan pada 30 Juni 2020 melalui media daring dengan jumlah 1000 orang peserta yang mengikuti acara tersebut. Enam Tokoh Nasional turut hadir sebagai pembicara pada acara ini yaitu Prof.Dr.Ir Euis Sunarti M.Si, Prof.Atip Latipulhayat S.H., LLM.,Ph.D., Dr.Bagus Riyono , Dr Ahmad Heryawan, Sandiaga Uno dan dr. Gamal Albinsaid, M.Biomed.

Prof Euis menyampaikan jargon Giga di hari keluarga nasional ini adalah keluarga Indonesia yang religius, hierarkis dan harmonis.

Selain pandemic covid-19, keluarga Indonesia menghadapi tantangan dan ancaman yang dilakukan berbagai pihak yang berupaya untuk mengubah struktur keluarga Indonesia.

“Keluarga Indonesia adalah keluarga alami dengan struktur hirarkis dan relasi yang harmonis, yang memiliki landasan filosofis dan yuridis yang kuat dan secara sosiologis kokoh diterima oleh masyarakat Indonesia,” kata Euis.

Karena beragamnya permasalahan yang dihadapi keluarga Indonesia, sehingga perlu dilakukan percepatan pembangunan keluarga menuju keluarga berkualitas, keluarga yang memiliki ketahanan. Namun, persoalan ini tidak bisa ditangani sendiri oleh Pemerintah. Perlunya berjejaring menghimpun kekuatan dan bersinergi melakukan gerakan peningkatan ketahanan keluarga Indonesia.

Sementara itu, salah satu narasumber lain yakni Dr. Ahmad Heryawan yang biasa dipanggil kang Aher membahas tentang titik kritis dan strategi pendidikan untuk membangun generasi yang berkualitas.

Menurut kang Aher, strategi dalam menghadapi titik kritis pendidikan adalah melalui introduksi nilai keluarga dengan melakukan persiapan pranikah, memperhatikan kesehatan reproduksi, membuat perencanaan keluarga.

“Hal ini agar masa depan bangsa dapat dimulai dari kebaikan dan dan kehebatan keluarga,” tukas Aher.

Melalui kegiatan Dialog Nasional ini diharapkan akan terbangun kesadaran dan optimalisasi sumberdaya untuk berjejaring menghimpun kekuatan dan bersinergi melakukan Gerakan Nasional ketahanan keluarga Indonesia dan mendorong terbentuknya Dewan Nasional Ketahanan Keluarga.

Tiga kedudukan keluarga pada suatu bangsa yakni keluarga sebagai pondasi masyarakat, keluarga sebagai pilar bangsa, dan keluarga sebagai wadah pembentuk SDM berkualitas. Kondisi dan isu sosial, ekonomi, politik, budaya serta keamanan global sangat memengaruhi ketahanan keluarga. Oleh sebab itu, keluarga perlu mendapatkan perlindungan dari berbagai ancaman dan tantangan yang berkembang.

Berbagai data dan hasil kajian selama masa pandemic covid-19 terkait keluarga menunjukkan besarnya kerentanan dan potensi krisis yang dihadapi keluarga. Adanya pandemi covid-19 banyak orangtua kehilangan lapangan pekerjaan dan penghasilan. Akibatnya terjadi penurunan ketahanan ekonomi dan sosial keluarga yang tentunya akan berpotensi terjadinya tingginya gejala stress dan menurunnya kesejahteraan psikologis keluarga.(mia)