Generasi Seragam: Mengenalkan Siswa Sekolah dengan Inklusivitas

DepokNews–Tidak jarang kita mendengar berita perundungan (bullying) yang dilakukan oleh siswa sekolah terhadap adik kelasnya ataupun terhadap rekannya yang memiliki kekurangan. Prihatin atas kondisi ini, sejumlah komunitas pada Sabtu 10 Agustus 2019 kemarin menggelar acara yang berjudul Generasi Seragam: Kebersamaan dalam Keberagaman, yang mengajak agar para siswa generasi sekolah mengenal siswa lain dari berbagai jenjang dan berbeda bidang. Tujuannya agar membangun jejaring hubungan yang positif antar generasi siswa ini sekaligus menambah rasa percaya diri mereka.

Berkomitmen dengan keberagaman, acara ini mengundang peserta dari perwakilan SD, SMP, SMA, SMK dan SLB yang berlokasi di area sekitar. Turut mengundang juga rekan-rekan difabel dari komunitas Jakarta Barrier Free Tourism (JBFT). Satu kelompok dicampur, terdiri atas bermacam latar belakang. Acara yang dimulai pukul 08.30 WIB ini memiliki konsep petualangan ke beberapa pos, dimana pos tersebut dinamakan wahana. Ada lima wahana yang harus dijalani oleh peserta, yang didalamnya peserta diajak untuk mengenal hal-hal ikonik kota, permainan tradisional, hingga bahasa isyarat.

Kegiatan ini berlangsung meriah dan didukung oleh pemkot melalui Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) yang memberikan dukungan berupa kendaraan bus untuk antar jemput peserta dari stasiun atau terminal Depok menuju taman Tapos dan sebaliknya. Kepala Diskominfo, Pak Sidik Mulyono pun hadir memberikan sambutan sekaligus membuka acara bertemakan inklusivitas ini.

Taman Tapos ini tergolong taman publik yang bisa dilalui oleh pengguna kursi roda. Walaupun indah dan cukup inklusif, taman Tapos ini lokasinya agak tersembunyi dari jalan umum. Jarak taman ini tidak jauh dari jalan raya, namun ketiadaan papan penunjuk jalan bisa membuat calon pengunjung taman terlewat. Plang informasi yang diberikan juga hanya Kantor Kelurahan Tapos. Beruntung lokasi terebut sudah ada di Google Maps, sehingga bagi yang tidak familiar dengan lokasinya, bisa mengandalkan arah dari penunjuk jalan online tersebut.

Esa (29) peserta difabel tuna netra menyampaikan bahwa acara di ruang publik sudah beberapa kali ia ikuti, namun baru kali ini acara yang menekankan tentang mengenal disabilitas, inklusivitas, lintas umur dan juga berkolaborasi dengan pihak pemerintah kota. Adanya fasilitator difabel juga diapresiasi membantu selama kegiatan. Tersedianya bis antar jemput ke stasiun dirasa sangat membantu mobilitas dirinya.

Panitia dibelakang layar acara ini adalah Komunitas Rumah Abang, Fakta Bahasa, Jakarta Barrier Free Tourism, Kelas Inspirasi dan My Trip My Adventure Depok. Diperbantukan juga sejumlah relawan yang mau berpartisipasi dalam kegiatan ini. Peserta yang hadir tercatat 96 orang, ditambah dengan panitia dan pendamping maka angkanya mencapai lebih dari 130 orang. Kemeriahan acara ditutup dengan pembagian suvenir berupa mainan anak, pembagian makan siang dan foto bersama. Semoga dengan acara ini, generasi muda kita kian percaya diri di ruang publik, peduli terhadap sesama dan makin menghargai perbedaan. Salut!