GAF 2018 Fokus Lestarikan Bangunan Bersejarah Lasem

DepokNews–Sukses melaksanakan Gunadarma Architecture Festival (GAF) di tahun 2016 dan 2017, gelaran tersebut kembali dilaksanakan pada tahun ini di Kampus H Universitas Gunadarma, Kelapa Dua, Kota Depok.

Mengusung tema “Locality & Modernity”, acara yang digelar dari tanggal 11 sampai 16 Agustus 2018 ini sukses menyedot antusias pengunjung dari mahasiswa, dosen hingga aristek profesional. Bahkan turut serta perwakilan dari Universitas Ulsan, Korea Selatan.

Selain Gunadarma dan Ulsan, tahun ini juga diikuti oleh Universitas Parahiyangan Bandung. GAF 2018, diisi dengan beragam kegiatan, seperti workshop, seminar dan pameran.

“Tahun ini yang dipamerkan karya dari tugas akhir mahasiwa ditambah karya dari arsitek profesional. Pembicara yang hadir dari banyak arsitek papan atas Indonesia,” ujar Penanggungjawab Acara, Yonav Partana di Kampus H Universitas Gunadarma, Kelapa Dua, Depok, Kamis (16/8/2018).

Kegiatan ini fokus untuk mengembangkan kawasan heritage. Lokasi yang dijadikan objek penelitian peserta GAF 2018 bertempat di Lasem, Jawa Tengah.

Nantinya, sambung Yonav, hasil dari pelaksanaan GAF 2018 akan dibuatkan menjadi sebuah buku yang akan didistribusikan ke seluruh fakultas arsitektur di seluruh Indonesia.

“2016 kita topiknya di Kota Tua dan Braga bandung, 2017 kota tuanya di busan, 2018 kota tua di lasem,” tutur dosen arsitektur Gunadarma itu.

Menurut Yonav, dipilihnya Lasem sebagai lokasi workshop karena kondisi di kawasan kota tua itu sangat memprihatinkan. Banyak bangunan bersejarah yang tidak terawat. Di sana peserta workshop melakukan penelitian selama satu hari pada 9 Agustus 2018 untuk mencarikan solusi penataan Lasem sebagai Heritage City.

Banyak penyebab bangunan bersejarah di Lasem kondisinya memprihatikan. Di antaranya minimnya perhatian dari pemerintah setempat.

“Sepertinya ada keterbatasan dari pemerintah, karena Lasem masuknya ke Kota Rembang, gak terlalu besar dan PAD-nya kecil. Jadi di sana kita mendesain sesuatu yang baru tapi dalam kontek lingkungan atau bangunan yang punya sejarah panjang,” papar Yonav.

Diharapkan adanya rangkain kegiatan GAF 2018 di Lasem mampu menggerakkan pemerintah daerah untuk merawat kelestarian bangunan bersejarah dengan melibatkan banyak pihak, seperti pemanfaatan CSR perusahaan swasta.

“Sangat memungkinkan untuk memperbaiki kondisi di Lasem, karena skala bangunnaya kecil. Ambil contoh memperbaiki alun-alun kota. Sangat memungkinkan karena alun-alun Lasem gak terlalu besar. Dengan satu tahun bisa jadi bagus dengan konsep yang ditawarkan ini,” demikian Yonav.