Cerianya Anak-Anak dalam Festival Dolanan Tradisional Jatimulya

Dalam rangka Hut Kota Depok yang ke-20 tahun, TP PKK Jatimulya yang diketuai oleh Ibu Kristianawati, mengadakan sebuah acara yang luar biasa unik yaitu Festival Dolanan Tradisional Jatimulya. Mengapa unik karena dalam festival ini mengangkat tema ” Rame-Rame Berbudaya “. Acaranya benar-benar mengangkat budaya tradisional yang dimiliki Indonesia.

Mau tahu apa saja sih acaranya? Pokoknya seru abiiz deh. Acaranya ada pertujukkan seni tradisional, rantangan bersama, dan Bazar UMKM Jatimulya. Adapun yang melatarbelakangi acara permainan tradisional adalah berangkat dari keprihatinan para orang tua akan maraknya game online yang ada di gadget.

Sehingga tim TP PKK merasa perlu kembali memperkenalkan permainan-permainan tradisonal tempo dulu yang ramah anak, sehingga anak kita mengenal kembali budaya bermain bersama tidak individual, mampu bekerjasama, gotong royong, dan kebersamaan.

Harapan akhirnya adalah agar anak-anak bisa mengenal permainan tempo dulu serta manfaat serta nilai postitifnya.

Kegiatan ini juga dihadiri oleh bunda Eli istri dari Wali Kota Depok yaitu Bapak Idris Abdul Somad, lurah Jatimulya Ibu Epi Ardini, para pengurus RW dan RT se-Jatimulya serta LPM dan KOD (Kumpulan Orang Depok). Mereka semua sangat peduli terhadap program-program ramah anak.

Target sasaran dari kegiatan ini utamanya adalah orang tua dan anak-anak usia sekolah sampai 18 tahun di daerah Jatimulya.

Mainan yang dikenalkan adalah

  1. Congkel lidi
  2. Ular tangga
  3. Gasing Bambu
  4. Congklak
  5. Lompat Tali
  6. Enggrang Bambu
  7. Engrang Batok kelapa
  8. Yoyo
    9 klereng

Masyarakat sangat antusias melihat keceriaan anak-anak. Wajah-wajah ekpresi dari mereka terpancar jelas. Walau matahari mulai membakar kulit dan keringat membasahi tubuh, tak membuat mereka surut untuk terus mencoba dan mencoba semua permainan yang disediakan oleh panitia.

Demikianlah liputan kegiatan Festival Dolanan Tradisional Jatimulya tahun ini. Semoga dengan diperkenalkannya dolanan tradisional dapat disukai anak-anak.

Kita pun sebagai orang tua bisa mengarahkan permainan tersebut, sehingga intensitas mereka pada benda pipih yang bernama gudget bisa dikurangi bahkan dihilangkan.

Selamat untuk para kader TP PKK Jatimulya. The power of emak-emak emang gak ada matinye.

(Ditulis oleh : Sopiyani)