Buku Unstoppable Hopes

DepokNews — Buku Unstoppable Hopes ditulis oleh Gloria Morgen yang juga pernah mengalami Salah Jurusan semasa kuliahnya. Memiliki latar belakang pendidikan di bidang Teknik Kimia, di salah satu Universitas kota Bandung, Gloria justru menemukan passion, visi dan calling-nya di bidang sosial bisnis.

Sekalipun Salah Jurusan dan memiliki banyak kegiatan di bidang sosial bisnis, Gloria tetap lulus tepat waktu, menjadi salah satu lulusan terbaik di Universitas dan mendapatkan penghargaan sebagai Mahasiswa Outstanding dari Rektor Universitas Katolik Parahyangan.

Keinginan Gloria untuk berbagi mengenai pengalamannya serta banyaknya pertanyaan yang datang terkait Salah Jurusan, mendorongnya untuk menghasilkan karya berupa buku Unstoppable Hopes agar dapat menjangkau dan memberikan solusi bagi anak-anak muda di Indonesia. Baginya, salah jurusan bukanlah akhir dari segalanya. Maka dari itu, buku ini, dipersembahkan secara khusus buat para mahasiswa yang salah jurusan di kuliahnya.

Sekalipun mereka salah jurusan, mereka tetap dapat berhasil, namun mereka harus menemukan yang namanya passion, visi dan purpose of life nya dalam hidup ini. Sehingga mereka dapat memenangkan pertandingan versi mereka sendiri. Di Unstoppable Hopes, dijabarkan secara detail, langkah-langkah yang mereka harus lakukan untuk mengetahui passion dan cara-cara untuk mengembangkannya.

Bab-bab lainnya juga dibahas mengenai pendewasaan cara berpikir dan bersikap di tengah masyarakat, serta mengajak para pembaca untuk terus berani bermimpi besar, berkarya, berpestasi dan berkontribusi.

Unstoppable Hopes dilengkapi dengan lampiran liputan hasil wawancara orang-orang Indonesia yang telah berhasil sekalipun mereka salah jurusan, seperti Dewi Lestari (Penulis buku Supernova), Gunawan Susanto (CEO IBM) , Livi Zheng (Sutradara yang berhasil masuk nominasi Piala Oskar), Billy Simpson (Penyanyi dan pemenang “The Voice” Indonesia) , Natasha Alexandra (Entrepreneur Gulaco), Diana Rikasari (Fashion Blogger).

Gloria juga memberikan informasi kegiatan yang dapat mereka lakukan di kampus, agar membuat mereka berbeda. Di dalam buku ini, dianjurkan agar para mahasiswa salah jurusan tetap membereskan kuliahnya, tapi disamping itu, mereka tetap melakukan kegiatan yang mereka suka. Di kegiatan yang mereka suka inilah, mereka harus menghidupinya secara strong, deep dan bold. Dengan catatan, mereka tidak melupakan tanggung jawab kuliah mereka. Mereka harus tetap mendapatkan IPK minimal 3.

Menurut penelitian, sesalah-salahnya mereka dalam mengambil jurusan, kalau mereka mau belajar sungguh-sungguh, IPK mereka itu minimal 3. Kalau IPK mereka dibawah 3, itu menunjukkan bahwa mereka adalah pribadi yang malas dan tidak bertanggung jawab.

Melalui buku ini, Gloria mengajak banyak mahasiswa salah jurusan untuk melakukan hal-hal yang IPK 4 tidak bisa lakukan. Mereka harus membuat perbedaan yang signifikan serta meningkatkan kemampuan soft skill dan tingkat kedewasaannya dalam bersikap dan berpikir. Perbedaan dapat terjadi, jika mereka “berkarya, berprestasi dan berkontribusi”.

Selain itu, dibahas juga pilihan profesi yang dapat dilakoni para mahasiswa salah jurusan setelah mereka lulus kuliah nantinya. Serta pertanyaan-pertanyaan galau seputar mahasiswa salah jurusan pun, dijawab oleh para HRD perusahaan besar di Indonesia dan orang-orang yang telah berhasil sekalipun salah jurusan. Contoh pertanyaannya seperti: Bagaimana cara untuk meyakinkan orang tua tentang pilihan kita? Sebaiknya, saya jadi entrepreneur atau kerja kantoran ya? Kalau jurusan saya A, apakah saya bisa bekerja kantoran di bidang B? Bagaimana cara mengetahui visi hidup?

Buku Unstoppable Hopes ini disertai kata pengantar dari Rene Suhardono dan telah mendapatkan komentar dari Andy F. Noya (Host Kick Andy Metro TV), Anies Baswedan (Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia 2014-2016) , Clair Deevey (Head of Economic Growth Initiatives APAC, Facebook), dan Angela Rachmat (Founder of Treasures Women’s Conference JPCC).

Sekalipun buku ini ditujukan untuk mahasiswa yang salah jurusan, buku ini tetap bisa dinikmati untuk siswa SMA (Sekolah Menengah Atas) dan umum, agar dapat mengenal diri mereka dengan lebih baik.