Berawal Bawa Makanan Untuk Teman Dikantor, Arthur Singgih Kini Punya Restoran King Nasi Bakar

DepokNews–Berawal dari iseng-iseng bawa makanan untuk sarapan bareng teman sekantor, kini Arthur Singgih mempunyai restoran King Nasi Bakar. Omsetnya telah mencapai puluhan juta. Ini triknya menghadapi pandemi  covid 19.

Bingung  dan bosan mencari sarapan atau  makan siang di lingkungan kantor, karena lokasi restoran yang cukup jauh, muncul ide Arthur Singgih untuk berjualan makanan ke teman-teman sekantornya. Arthur pun kemudian iseng membawa nasi bakar  ke kantor, hasil masakan istrinya Lilis Wiarsih. Ternyata nasi bakar yang dibawanya diminati oleh teman-teman kantornya. Setiap hari makin banyak karyawan yang minta dibawakan nasi bakar untuk sarapan atau makan siang.

Arthur pun kemudian mulai merintis bisnis kuliner  pertamanya yaitu menyediakan menu sarapan atau makan siang untuk teman-teman  kantornya di salah satu anak perusahaan  Pertamina di Jakarta. Hampir setiap hari ada saja yang memesan untuk  dibawakan menu sarapan atau makan siang.

“Istri yang memasak di rumah. Kemudian saya bawa ke kantor. Ternyata teman-teman suka. Setiap hari terus bertambah orang yang membeli nasi bakar saya,”ujar Arthur Singgih ketika ditemui di Cibinong, Bogor, Selasa (25/5).

Anggota Genpro Depok itu pun jadi bertambah semangat berjualan menu sarapan dan  makan siang di kantornya. Jika awalnya ia membawa makanan di tas ranselnya, ia kemudian merambah menggunakan jasa ojek online untuk membawakan makanan ke kantornya.

Menjadi pengalaman unik sekaligus tantangan baginya saat dia harus membawa pesanan teman-temannya dalam jumlah yang cukup banyak dalam satu tas ransel saja, dengan perjalanan menggunakan kereta yang penuh sesak, hingga berdiri dengan menopang 2 kaki. Sungguh perjuangan yang luar biasa.

“Saya kan membawa makanan ke kantor dengan naik kereta. Lantaran di kereta berdesak-desakan dengan penumpang lain, nah makanan yang saya bawa pakai tas sampai pada gepeng.Namun dari situlah muncul ide untuk menjual nasi bakar secara online, yang pada awal tahun 2016 masih belum marak seperti sekarang,”tutur pengusaha King Nasi Bakar itu.

Arthur memulai bisnisnya dari nol. Ia tidak tahu cara beriklan, cara mengemas makanan, cara mengelola keuangan maupun memanaj SDM. Bahkan cara menggunakan jasa ojekonline. Semua hanya bermodal tekad dan keberanian saja.

Diakui oleh Arthur, ia mempunyai pengalaman menarik ketika pertama menggunakan jasa ojek online. Pada awalnya Arthur hanya iseng mendaftarkan nama restorannya, yang saat itu belum ada, masih sebatas cita-cita. Ia kemudian mencontek menu masakan dari Google sebagai menu masakan restorannya. Ia menggunakan alamat rumah sebagai alamat usaha.

Pada suatu malam, tiba-tiba datang driver ojek online ingin membeli masakan Arthur. Tentu saja Arthur bingung. Karena menu yang dicantumkan hanya karangan Arthur. Lelaki berambut hitam itu sama sekali tidak menyediakan masakan di rumahnya seperti yang tertera di menu reestoran onlineyang ia daftarkan.

“Driver ojol marah-marah ke saya. Dia bilang susah cari alamat saya. Dan ternyata masakan yang ingin dibeli pun tidak ada. Akhirnya saya meminta maaf ke tukang ojek onlinedan ke konsumen calon pembeli. Saya minta pesanan masakannya dibatalkan. Karena ini pengalaman pertama saya menggunakan jasa ojek online. Alhamdulillah driver dan konsumen mau memaafkan saya dan meng-cancel pesanan masakan,”ujar ayah 4 anak itu.

Sejak saat itulah mau tidak mau Arthur harus memulai bisnisonline nasi bakarnya dan menyediakan menu lainnya yang telah ia daftarkan, yang semula hanya karangan saja.

Bisnis nasi  bakar Arthur dan istri terus berkembang. Arthur bukan saja memenuhi permintaan masakan dari teman-teman kantornya, tapi juga membuka restoran King Nasi Bakar di dekat rumahnya di Kawasan Cilodong. Ia juga mempekerjakan 4 karyawan. Omsetnya mencapai Rp 20-25 juta per bulan.

“Alhamdulillah bisnis nasi bakar saya terus berkembang, sampai saya bisa membuka restoran.  Karena pengalaman saya nol besar dalam berbisnis, saya berupaya menjalani bisnis sambil terus belajar. Saya ikut organisasi Genpro Depok yang merupakan jaringan pengusaha muslim di Depok, selain itu saya juga ikut organisasi UMKM binaan Pemkot Depok. Organisasi-organisasi itu sering mengadakan pelatihan dari yang berbayar bahkan banyak yang gratis. Sehingga saya bisa belajar managemen produksi, pengelolaan keuangan,  SDM, pemasaran, bahkan sampai teknik pengemasan makanan,”ungkap Arthur.

Setelah perusahaannya maju, di tahun 2019 Arthur pun berhenti bekerja. Ia dan istri kemudian konsentrasi mengembangkan restorannya.

“Sudah bekerja di kantor bertahun-tahun, tapi saya tidak diangkat-angkat menjadi karyawan tetap. Saya juga dipindahkan ke luar daerah. Kebetulan bisnis nasi bakar sudah maju, akhirnya saya berhenti bekerja dan lebih konsentrasi mengembangkan bisnis nasi bakar,”kata lelaki bertubuh gempal itu.

Sayangnya, ditahun 2020 terjadi pandemi covid 19. Bisnis nasi bakar Arthur sempat mengalami penurunan omset. Untungnya Arthur berpikir cepat. Ia ganti makanannya dalam bentuk frozen. Ternyata bisnis makanan dalam bentuk frozenlebih menguntungkan secara jangkauan pasar. Karena pembelinya tidak sebatas konsumen yang tinggal di Depok, tapi juga yang tinggal di luar daerah. Ditambah dengan munculnya beberapa ekspedisi yang hadir khusus menangani pengiriman produk beku. Pembeli frozen juga tidak membeli hanya bagian paha atau dada ayam sebagaimana transasksi di restoran konvensional, namun satu ekor ayam lengkap. Sehingga bisnis frozen lebih menguntungkan daripada membuka restoran. Selain itu bisnis frozen lebih minim kontak dengan pembeli daripada menjual makanan langsung di restoran yang riskan menimbulkan kerumunan, yang menurut protokol kesehatan harus dihindari selama masa pandemi.

“Waktu saya buka restoran, konsumen bisa membeli hanya bagian paha atau dada ayam. Tapi dalam bentuk frozen, ternyata mereka membeli satu ayam. Jadi lebih laris,”ujar lelaki berkulit putih itu. Kini omset Arthur mulai naik kembali.

Arthur mengungkapkan mengelola bisnis kuliner itu harus pandai membaca situasi. Cepat dan akurat dalam mengambil keputusan, juga berani mengambil resiko. Pengusaha harus bisa berpikir dan bertindak secara strategis untuk terus mengembangkan bisnisnya.

Saat ini jumlah restoran di bilangan Cilodong makin banyak. Tapi Arthur mengaku tidak takut bersaing. Karena rasa makanan yang dijualnya berbeda dengan restoran lain. Resep makanan King Nasi Bakar adalah hasil resep rahasia sang istri, Lilis Wiarsih. Budi Gunawan